KRICOM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mampu meraih elektabilitas di atas 50 persen di Pilpres 2019. Hal ini berdasarkan hasil survei Polmark bulan November 2017.
Direktur Eksekutif PolMark Indonesia, Eep Saefullah Fatah mengatakan, saat responden disodorkan nama pasangan capres Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan, hasilnya 53,3 persen menyatakan akan memilihnya. Sementara itu, bila Anies yang menjadi Presiden dan Gatot Wapresnya, potensi elektabilitas ada di angka 50,4 persen.
"Bila Anies Baswedan disandingkan dengan Direktur Eksekutif The Yudhono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), potensi elektabilitasnya mencapai 55,3 persen. Jika Gatot dipasangkan dengan AHY, duet ini diprediksi dipilih oleh 51 persen masyarakat," kata Eep di SCBD, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/12/2017).
Nama Gatot, Anies, dan AHY dalam survei PolMark Indonesia selalu mengekor elektabilitas Jokowi dan Prabowo meski masih rendah. Tercatat elektabilitas AHY (4,8 persen), Anies Baswedan (4,5 persen), dan Gatot Nurmantyo (2 persen).
Eep menjelaskan munculnya kandidat alternatif masih terbuka, lantaran jumlah pemilih loyal Jokowi dan Prabowo masih di bawah 50 persen. Jokowi memiliki elektabilitas 50,2 persen dengan pemilih loyal 30 persen dan Prabowo mempunyai tingkat keterpilihan 22 persen dengan pendukung loyal 9,9 persen.
"Ini mengindikasikan dua hal sekaligus: Jokowi belum ada dalam zona aman keterpilihan. Dan pintu bagi kemungkinan munculnya kandidat alternatif masih terbuka," pungkasnya.