KRICOM - Lembaga Survei PolMark Indonesia menyebut ada 20 persen atau 520 responden tidak puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo. Sementara itu, yang menyatakan puas 78,5 persen.
CEO PolMark Research Center Eep Saefulloh Fatah, mengatakan, prestasi paling menonjol soal pembangunan infrastruktur lebih cepat, yakni 51,8 persen.
"Namun, warga lebih sejahtera hanya diakui 7,1 persen," kata Eep di SCBD, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/12/2017).
Kendati demikian, sebanyak 52,4 persen responden masih menginginkan Jokowi sebagai presiden. Alasannya kepemimpinan Jokowi yang merakyat menjadi daya tarik di masyarakat.
Sementara, mereka yang tidak menginginkan Jokowi kembali menjadi presiden dikarenakan ingin calon yang baru, Jokowi dinilai kurang tegas atau berwibawa, dan ekonomi yang tidak berkembang.
Menurut Eep, ada alasan tidak menginginkan Jokowi kembali menjadi presiden 26,5 persen.
"Responden yang ingin calon baru 24,7 persen. Selain itu, kinerja belum atau tidak terbukti 18,3 persen," imbuhnya.
Responden menilai Jokowi kurang tegas dan berwibawa 17,1 persen, perekonomian tidak berkembang 14,8 persen, masih banyak pengangguran 3,9 persen
"Serta tidak memperhatikan rakyat 3 persen dan ingkar menepati janji visi-misi 2,5 persen," kata Eep.
Survei digelar 13-25 November 2017 dengan sampel 2.600 responden yang dipilih secara acak (multistage random sampling) di seluruh provinsi, dan 260 desa. Margin error +/- 1,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.