KRICOM - Sejumlah lembaga survei memprediksi Joko Widodo (Jokowi) akan memenangkan Pilpres 2019. Namun, kandidat petahana ini harus tetap bekerja keras untuk mempertahankan pundi-pundi suaranya.
Pasalnya, selisih suara antara Jokowi dan pesaingnya, Prabowo Subianto sangat tipis. Apalagi kalau perolehan suara itu berasal dari luar Pulau Jawa.
Direktur Polmark Indonesia, Eep Saefullah Fattah menuturkan suara Jokowi di luar Pulau Jawa terutama kawasan Sumatera hanya sekitar 19,6 persen. Sementara Prabowo bisa mencapai 22,2 persen.
"Sumatera adalah kunci kedua jika ingin memenangi peraturangan Pilpres. Karena jumlah penduduknya terbanyak kedua setelah Jawa," kata Eep dalam survei 'Jokowi dan Masa Depan Kita' di kawasan SCBD, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/12/2017).
Ada beberapa faktor yang membuat Prabowo cukup kuat di Sumatera, di antaranya basis massa partai, penampilannya yang menjanjikan dan kekompakan massa pendukung.
Tapi kalau untuk wilayah Jawa, Jokowi memang juaranya. Di kawasan ini, dia menguasai 54,8 persen suara, sementara Prabowo cuma mendapat 22,2 persen.
"Sementara, untuk kawasan lain seperti Sulawesi, Kalimantn, Bali, dan Indonesia Timur, Jokowi masih unggul meski hanya berjaral 1 persen dari Prabowo," tutur dia.
Menurut hasil survei Polmark, nama Jokowi masih menempati urutan pertama dengan suara 50,2 persen. Sementara, diurutan kedua ditempati Prabowo Subianto dengan 22 persen responden.
Posisi ketiga diisi Agus Harimurti Yudhoyono dengan 4,8 persen, Anies Baswedan 4,5 persen, Gatot Nurmantyo 2 persen, dan Hary Tanoesoedibjo 1,6 persen dan Megawati Soekarnoputri dengan 0,9 persen.
Wawancara responden ini dilakukan pada 13-25 November 2017 dengan melibatkan seluruh WNI berusia 17 tahun ketas diseluruh Indonesia.
Metode yang digunakan yakni Multistage randpm sampling dengan margin of error ±1,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Jumlah responden mencapai 2.600 orang dengan proporsi berimbang dengan wawancara face to face.