KRICOM - Pesona mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo perlahan mulai sirna. Pasca berstatus 'non job', elektabilitas Jenderal Gatot perlahan turun drastis.
Berdasarkan hasil survei Polmark, eletabilitas Jenderal Gatot hanya mampu bertengger diangka 0,7 persen.
"Sementara, masyarakat yang menyukai dia (Gatot) hanya mencapai 39,7 persen. Angka ini jauh di bawah Joko Widodo yang disukai oleh 85,2 persen responden dan Jusuf Kalla 77,2 persen," kata Direktur Polmark, Eep Saefullah Fattah di SCBD, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/12/2017).
Bahkan, Jenderal Gatot juga masih kalah dibandingkan dengan beberapa politikus lainnya, seperti Anies Baswedan yang meraih elektabilitas 56,3 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 52 persen, dan Prabowo Subianto sebesar 68,2 persen.
Mantan konsultan politik Anies-Sandi ini tak bisa memastikan alasan utama jebloknya suara Gatot. Namun, patut diduga jika Gatot tak mendapat panggungnya untuk berpolitik paska pensiun dari TNI.
Diketahui, survei ini dilakukan dengan wawancara responden pada 13-25 November 2017 dengan melibatkan seluruh WNI berusia 17 tahun ke atas di seluruh Indonesia.
Metode yang digunakan yakni multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 1,9 persen. Sedangkan tingkat kepercayaan survei ini menyentuh 95 persen.
"Jumlah responden mencapai 2.600 orang dengan proporsi berimbang melalui wawancara face to face," tutup Eep.