KRICOM - Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian menyebut, dari 46 isu penyerangan ulama yang muncul di media sosial, hanya tiga peristiwa yang benar-benar terjadi.
Ia pun memastikan kalau yang beredar di media sosial selama ini banyak bohongnya atau hoax.
Tito memberikan contoh. Awalnya polisi menerima laporan di Cicalengka, Ciamis, Kediri, dan Balikpapan mengenai penganiayaan ulama dan penjaga masjid.
Setelah dilakukan rekonstruksi, diketahui bahwa peristiwa itu dibuat-buat dan tidak benar-benar terjadi.
"Alasannya ingin dapat perhatian karena gajinya kurang. Yang bersangkutan sudah mengakui peristiwa penganiayaan tak terjadi," kata dia di Gedung PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (9/3/2018).
Menurut Tito, yang paling banyak terjadi adalah hoax, yakni sebanyak 32 kasus.
"Artinya, kasusnya memang tidak ada sama sekali. Tapi di medsos muncul seolah ada penyerangan terhadap ulama," kata pria yang tengah menggunakam peci ini.
Dengan melihat modus tersebut, Tito menilai ada pihak yang sengaja menggoreng isu tersebut menjadi besar dan meresahkan masyarakat.
Salah satunya berasal dari kelompok The Family MCA yang belum lama ini diungkap kepolisian.
"Tujuannya mendelegitimasi pemerintah agar dilabeli tidak kredibel, ada pergantian pemerintahan dan lain-lain," imbuhnya.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat lebih selektif memilah informasi yang diterima. "Jangan menelan mentah-mentah kabar yang disebarkan orang lain," pungkasnya.