KRICOM - Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian membeberkan alasan kelompok Muslim Cyber Army (MCA) menyebarkan ujaran kebencian, dan berita bohong yang bermuatan politik, yakni mereka ingin menggantikan pemerintahan yang sah.
"Isu media sosial ini kami dalami lagi, apa motifnya bisa terjadi serangkaian serangan udara (dunia maya). Nah setelah didalami komunikasinya, tujuannya agar pemerintah dianggap tidak kredibel, kemudian supaya nanti ada pergantian pemerintahan dan lain-lain. Berarti motif politik," kata Tito, Sabtu (10/3/2018).
Tito menuturkan, isu yang 'digoreng' dengan menyebarkan berita bohong seperti bangkitnya PKI di Tanah Air dan penyerangan ulama akan menimbulkan keresahan d itengah-tengah masyarakat dan menimbulkan ketidakpercayaan kepada pemerintah.
"Sehingga menjadi isu nasional. Publik terpengaruh opini bahwa telah terjadi penyerangan yang sangat sistematis dengan target ulama. Dan kemudian kambing hitamnya terhadap kelompok tertentu, PKI, "ujarnya.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengatakan, polisi masih mendalami pihak-pihak siapa saja yang menjadi dalang dari kelompok Muslim Cyber Army.
"Kami juga melihat ini terkait dengan kelompok-kelompok yang tidak nyaman dengan sistem negara ini. Contoh kelompok khilafah," tutupnya.
Sebelumnya, penyidik Direktorat Ciber Bareskrim, Mabes Polri meringkus tujuh orang admin MCA. Di antaranya, Muhammad Luth (40), Rizki Surya Dharma (35), Ramdani Saputra (39), Yuspiadin (24), Roni Sutrisno di Palu, Tara Arsih, dan Bobby Gustiono (35). Mereka diduga menyebarkan ujaran kebencian dan hoax seperti bangkitnya PKI dan penyerangan ulama.