KRICOM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan produksi kereta Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) yang dikerjakan PT INKA (Persero) bisa diuji coba pada April 2019.
"Kami mau pada April 2019 sudah mulai testing LRT-nya di Jakarta. Nanti operasionalnya Oktober 2019," ujar Luhut saat melakukan kunjungan kerja di PT INKA (Persero) Madiun, Jawa Timur seperti dilansir dari Antara, Kamis (18/1/2018).
Luhut berharap INKA mampu menyelesaikan dalam kurun waktu 15 bulan. Luhut menjelaskan, dana pembuatan LRT Jabodebek lebih efisien dibandingkan dengan LRT Palembang Sumatera Selatan yang digunakan sebagai moda transportasi pendukung Asian Games 2018. Selain itu, dana yang dikeluarkan juga lebih murah dibandingkan impor yakni mencapai Rp 3,9 triliun.
"Tapi, bukan soal harga yang nomor satu. Yang penting adalah produk dalam negeri dan penciptaan lapangan kerja dari proyek ini," imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, LRT Jabodebek merupakan create projecting dalam negeri sehingga menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan multipel efek terhadap industri kecil dan menengah.
"Target konten dalam negeri mencapai 65 persen. Dari situ akan banyak UMKM dan vendor yang terlibat. Dari sekitar 5.000 tenaga kerja yang terkait, diperkirakan bisa bertambah hingga 50 persennya," kata Airlangga.
Selain itu, pembuatannya juga melibatkan akademisi untuk melakukan riset dan kerja sama konsultasi. Di antaranya adalah ITS, UNS, UGM, dan ITB.
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro menyatakan siap melakukan pengerjaan LRT Jabodebek dalam 15 bulan. Nantinya, pembuatannya lebih mengedepankan konten lokal. Konten impor hanya untuk sistem komputerisasinya. Sebab, LRT memang merupakan kereta tanpa masinis. Karenanya, butuh sistem komputerisasi yang canggih.
"LRT ini nantinya termoderen, yakni menggunakan moving block. Semuanya otomatis dan tanpa masinis. Ini untuk menekan human error," kata Budi.