KRICOM - Aksi penyerangan terhadap ulama belakangan ini menimbulkan kecurigaan di kalangan masyarakat. Selain peristiwanya terjadi secara berantai, pelaku penganiayaan disimpulkan memiliki gangguan kejiwaan.
Pengamat Intelijen Khairul Fahmi menduga aksi penganiayaan kepada ulama disetting oleh kelompok tertentu lantaran tidak suka dengan tokoh agama.
"Menurut saya, ini by design. Jika terjadi satu kali, saya bisa percaya itu insiden. Ini terjadi berulang kali, di lokasi-lokasi berbeda dan tak hanya menyasar satu tokoh agama saja," kata Fahmi kepada Kricom.id, Sabtu (23/2/2018).
Dia menduga, insiden penganiayaan itu merupakan kerjasama oleh kelompok politik dan teroris agar keinginannya tercapai. Apalag peristiwa seperti itu sudah sering terjadi di Indonesia.
"Contohnya seperti sejak Indonesia merdeka. Situasi puncaknya dapat kita lihat seperti masa-masa menjelang dan setelah G 30S, kondolidasi asas tunggal Pancasila, penghujung orde baru dan awal reformasi. Nah terakhir ya sekarang ini," terangnya.
Berdasarkan data Bareskrim Polri, insiden penganiayaan kepada pemuka agama sudah terjadi hingga 21 kali. Sasarannya bukan hanya ulama tapi juga pastor dan biksu.
Dengan perincian, di Aceh satu peristiwa, Banten satu peristiwa, DKI satu Peristiwa, Jabar 13 peristiwa, DIY satu Peristiwa dan Jawa Timur empat peristiwa.