KRICOM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Agus Hermanto turut menanggapi banyaknya serangan terhadap pemuka agama. Agus mengaku geram dengan pelaku-pelaku penyerangan terhadap ulama. Dengan tegas, dia mengutuk keras tindakan tersebut.
"Kami mengutuk keras penyerangan terhadap ulama, karena seluruhnya harus menguatkan dan menjaga dari keamanan dan menjaga dari kebesaran ulama," ujar Agus di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (23/2/2018).
Agus menambahkan, pemuka agama dari manapun wajib dijaga kehormatannya. Pasalnya para pemuka agama ini, selalu memberi petunjuk umat untuk berlaku baik sesuai kepercayaan yang dianut. Dia mendesak agar polisi berlaku proaktif atas insiden penyerangan terhadap para pemuka agama. Satu diantaranya melakukan pengusutan tuntas terkait insiden penyerangan.
"Kami menyerahkan sepenuhnya supaya ini diusut tuntas oleh penegak hukum, karena tidak boleh ada penyerangan terhadap ulama," tegasnya.
Ketika disinggung apakah penyerangan ini terkait dengan tahun politik yang terjadi di Indonesia, Agus pun membantahnya. Menurutnya, tidak mungkin bagi calon kepala daerah atau presiden mengorbankan ulama untuk kepentingan politik praktis.
"Saya kok melihat tidak ada hubungan dengan apakah itu pilpres apakah jtu dengan pilkada. Sehingga ini memang kejahatan murni, kejahatan akhlak yang harus kita brantas sampai ke kecil-kecilnya," pungkasnya.
Awal Februari ini, dua pemuka agama di Jawa Barat, masing-masih diserang oleh seseorang yang berbeda. Akibat penyerangan itu, seorang pemuka agama tewas.
Tidak berhenti disitu, kisah pilu merebak dari Gereja St. Lidwina. Seorang pria berinisial S, secara membabi buta menyerang dua jemaah, pastur dan seorang polisi jaga. Akibat penyerangan itu, keempatnya mengalami luka-luka akibat sabetan parang.
Teranyar muncul dugaan percobaan serangan terhadap seorang ulama di Madiun, Jatim, Rabu (21/2/2018). Beruntung insiden bisa dicegah secara dini, sehingga meminimalisir terjadi jatuhnya korban jiwa.