KRICOM - Disebutnya nama Puan Maharani dan Pramono Anung dalam sidang kasus korupsi e-KTP ditanggapi PDIP dengan dingin. Pasalnya, partai berlogo banteng tersebut sudah biasa menerima pencatutan nama.
Politikus PDIP Masinton Pasaribu mengatakan, dirinya juga pernah mengalami hal yang serupa di kasus yang sama. Saat itu, namanya dicatut oleh penyidik KPK, meskipun pada akhirnya tudingan tersebut tak terbukti.
"Drama penyebutan nama kalo diurut dalam kasus e-KTP, pada bulan Maret nama saya beserta 5 orang anggota PDIP disebut penyidik KPK menekan Miryam Haryani. Padahal hingga Miryam divonis tidak terbukti kami menekan Miryam," papar Masinton saat ditemui di acara diskusi 'Nyanyi Ngeri Setnov' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/3/2018).
Karenanya, Masinton lagi-lagi meminta agar KPK fokus mendalami nama-nama yang tercantum di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan tidak mengindahkan nama-nama yang disebut dalam 'nyanyian' Setya Novanto.
"Masak nama yang tidak ada dalam dakwaan melebar ke mana-mana. Kami tidak pernah menuduh siapa-siapa. Kami ingin meletakan duduk persoalan dalam e-KTP," ujar Masinton.
Meskipun kerap menjadi 'sasaran tembak', Masinton menegaskan dirinya serta para kader PDIP tidak sakit hati.
"Kasus ini seakan-akan semua menjadi beban PDIP. Saya tidak baper, loh. Saya cool-cool saja," tuturnya.