KRICOM - Gusti Inu Kartapati, atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Antasari, adalah salah satu pahlawan nasional yang berjuang melawan penjajahan Belanda. Beliau dilahirkan di Kesultanan Banjar pada tahun 1797.
Pangeran Antasari merupakan cicit dari Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah, yang memerintah Kesultanan Banjar sejak 1759. Sang Kakek buyut yang dikenal dengan sikap kerasnya terhadap VOC meninggal dunia pada 1761 karena sakit. Beberapa kalangan menduga sakit yang diderita Sultan Muhammad akibat diracun.
Sebagai keturunan bangsawan yang dibesarkan di luar istana, Pangeran Antasari prihatin melihat kondisi Kesultanan Banjar yang ketika itu dipecah belah Belanda dengan menggunakan politik adu domba. Perasaan prihatin inilah yang kemudian mendorong Pangeran Antasari untuk melakukan perlawanan.
Didukung oleh Mangkubumi Kesultanan Banjar saat itu, Pangeran Hidayatullah, Antasari membawa sekitar 6.000 pasukan menyerang benteng yang sekaligus menjadi tambang batubara milik Belanda di Pengaron pada tanggal 28 April 1859. Penyerangan ini menandai dimulainya Perang Banjar.
Pada 14 Maret 1862, bertepatan dengan 13 Ramadhan 1278 Hijriah, Antasari diangkat menjadi Sultan Banjar dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin.
Belanda berkali-kali membujuk Antasari untuk menyerah, namun permintaan tersebut tidak ditanggapi. Kaum penjajah kemudian menawarkan hadiah uang 10.000 Gulden bagi siapapun yang berhasil menangkap Antasari. Sekali lagi, upaya Belanda menemui jalan buntu.
Pada akhirnya, bukan Belanda yang menaklukkan Antasari. Sang pejuang meninggal dunia pada 11 Oktober 1862 akibat penyakit paru-paru dan cacar yang dideritanya. Beliau kemudian dimakamkan di daerah hulu Sungai Barito. Pada tanggal 11 November 1958, atas keinginan warga Banjar dan persetujuan keluarga, jasad Pangeran Antasari dipindahkan ke Taman Makam Perang Banjar, Kelurahan Surgi Mufti, Banjarmasin.
Pangeran Antasari dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 27 Maret 1968. Komando Resor Militer 101 yang berkedudukan di Kota Banjarmasin menggunakan nama Korem 101 Antasari sebagai penghargaan atas jasa-jasanya. Nama Antasari juga diabadikan sebagai nama jalan di berbagai daerah di Indonesia. Pada tahun 2009, Bank Indonesia merilis uang kertas pecahan Rp 2.000 dengan gambar Pangeran Antasari menghiasi bagian depannya.