KRICOM - Proses pembersihan 50 ton sampah yang menumpuk di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara telah memasuki tahap akhir. Kini pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya tinggal membersihkan sisa-sisa sampah di kawasan tersebut.
"Hari ini kita tinggal finishing pengambilan sampah yang diatas saja ni. Jadi yang diatas kita ambil tinggal lumpurnya kita balikin garuk kira-kira dalamnya 2 meter yang lumpur di bawah kita keatasin," ujar Pengawas Pengendalian Dampak Lingkungan dan Kebersihan, Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Vincent Seran kepada Kricom, Kamis (22/3/2018).
Proses pembersihan akan dilanjutkan dengan proses pengerukan untuk mengambil air laut yang berada di bawah tumpukan sampah agar berbalik ke atas menggantikan sisa-sisa lumpur bekas sampah.
"Ini yang akan dilakukan oleh teman-teman dari UPK Badan Air, lalu untuk pengambilan sampah oleh petugas, kami ada PJLB Sudin Kepulauan Seribu, PJLB sudin Jakarta Utara," sambungnya.
Vincen juga memaparkan, proses pembersihan ini turut melibatkan sejumlah pihak, seperti TNI dan Polri.
"PPSU bersama TNI dan Polri bahu-membahu untuk mengambil semua sampah yang ada di lokasi. Hari ini kita finishing, lalu rencananya ke depannya akan kami tutup ini untuk digali lagi agar fungsinya kembali menjadi laut," ucapnya.
Vincent mengatakan bahwa sampah-sampah dengan berat total 50 ton tersebut akan dibuang ke Bantar Gebang.
"Kenapa berlarut sampai seminggu, karena pengangkutan dari sini ke lokasi itu memakai satu kapal fiberglass yang kapasitasnya sangat kecil," sambung Vincent.
Kurangnya kapal angkutan sampah untuk diangkut ke truk inilah yang menjadi penyebab lambatnya pembuangan sampah.
Diketahui kapal yang bisa digunakan untuk mengangkut hanya berjumlah empat unit dan berukuran kurang lebih 5 sampai 6 meter kubik. Alhasil pengangkutan harus dilakukan secara bolak-balik.