KRICOM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) tetap melanjutkan operasi militernya di kawasan Suriah pada Sabtu (20/1/2018), meskipun tengah menjalani status shutdown. Dari operasi tersebut, AS mengklaim telah berhasil membunuh setidaknya 150 anggota ISIS.
Menurut kabar yang dirilis Fox News, 150 anggota ISIS tersebut dibunuh lewat sebuah serangan udara di kawasan Suriah bagian timur. Kawasan yang berada di dekat perbatasan Suriah-Irak tersebut, menurut laporan Pentagon, merupakan daerah terakhir tempat para anggota ISIS bersembunyi.
"Serangan ini merupakan langkah kami untuk membebaskan Suriah dari perang yang tak kunjung berkesudahan," ujar Komandan Pasukan Gabungan Mayjen James Jarrad.
Jarrad juga mengungkapkan bahwa serangan tersebut bisa sukses berkat bantuan dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang memberikan informasi intelijen terkait posisi para anggota ISIS yang mulai melarikan diri dari Suriah.
"Rekan-rekan kami dari SDF masih terus berjuang dan berkorban. Bersama-sama, kami akan terus mencari dan membunuh teroris ISIS yang berusaha untuk menjaga wilayah kekuasannya. Kami tidak bisa mengalihkan fokus dari misi kami dan tidak boleh kehilangan momentum dalam mengusir para teroris dari medan peperangan, serta mencegah mereka kembali muncul," sambung Jarrad.
Untuk diketahui, ISIS saat ini telah kehilangan setidaknya 98 persen daerah di kawasan Suriah. Mereka berhasil dipukul mundur oleh tentara Suriah, dibantu oleh kekuatan militer AS sejak beberapa tahun lalu.
Meski begitu, 2 persen anggota ISIS masih berkuasa di salah satu kota di Suriah, yaitu Al-Shaafah. Menurut laporan intelijen, Pemimpin Besar ISIS Abu Bakr al-Baghdadi bersembunyi dan dilindungi oleh para pengikut setianya di kota tersebut.