KRICOM - Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kota Yerusalem tak hanya mengundang kritik keras dari para pemimpin dunia, khususnya dari negara-negara Islam, tetapi juga diprediksi akan mengakibatkan timbulnya aksi-aksi teror yang dilancarkan oleh para ekstremis.
Banyak pihak yang menyebut ISIS sebagai salah satu kelompok yang akan memanfaatkan isu Yerusalem sebagai alasan untuk melancarkan serangan-serangan teror di berbagai tempat. Namun dugaan tersebut ternyata salah besar.
Baru-baru ini, ISIS merilis sebuah pernyataan yang justru mengecam sikap dari para pemimpin negara-negara Islam dan juga kelompok-kelompok radikal Islam. ISIS menyebut mereka sebagai pihak-pihak yang 'cengeng' dan tak mengerti inti dari perjuangan jihad.
"Enam puluh tahun sudah Yerusalem berada di tangan Yahudi dan sekarang semua orang baru menangis ketika penjajah mengumumkan kota tersebut sebagai Ibu Kotanya," bunyi kalimat pertama dari pernyataan yang dirilis ISIS di koran propaganda mingguannya, seperti dikutip dari NY Times.
ISIS juga mempertanyakan sikap dari kelompok-kelompok radikal Islam lainnya. Menurutnya, kelompok-kelompok tersebut hanya mempolitisasi Palestina untuk mencapai tujuannya masing-masing.
"Seharusnya sorot lampu diarahkan kepada persoalan yang lebih penting, yaitu mengalahkan negara-negara Arab yang melingkari Israel, sama seperti sebuah kalung yang melindungi para Yahudi dari para mujahidin," demikian pernyataan tersebut ditulis.
Sikap yang ditunjukkan oleh ISIS tersebut sangat berbeda dengan sikap yang diperlihatkan kelompok Al-Qaeda. Melalui aplikasi Telegram, Al-Qaeda menyerukan agar para simpatisannya segera bergerak untuk melawan pemerintah Amerika Serikat (AS).
Sampai saat ini, pihak AS sendiri juga telah mengeluarkan 'travel warning' bagi para warga negaranya yang tengah berlibur. AS berharap agar mereka semua meningkatkan kewaspadaan, mengingat panasnya situasi politik saat ini.