KRICOM - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku kaget setelah mendengarkan paparan bahwa banyak rumah 'tetangganya' di Kebayoran Baru ternyata tidak menggunakan air dari PAM dan sepenuhnya bergantung pada air tanah.
Sandiaga sendiri telah berhenti menggunakan air tanah di rumahnya. Selama ini, ia pun baru sadar bahwa air yang ia gunakan tidak dari PAM melainkan 'disedot' menggunakan mesin air. Sandi pun berinisiatif untuk mendatangi masing-masing rumah demi memberikan himbauan.
"jadi di sini menunjukkan bahwa daerah yang paling kayaknya so tahu gini, daerah elite tidak sadar terhadap pemakaian air PAM. Nah ini kan di sini pejabat-pejabat semua jadi saya minta pamfletnya saya akan bagikan ke rumah-rumah. Ke rumah besar rumah penduduk pejabat banyak menteri di sini," tutur Sandi.
Menurutnya pembagian pamflet dan imbauan ke rumah masing-masing warga lebih efektif mengingat sebagian besar tidak mengetahui himbauan lewat media sosial.
"Saya ketokin nanti satu-satu, minta pamfletnya dulu karena sebagian di sini zaman old banyak yang sudah senior dan tidak main sosmed saya bawain nanti pamflet satu-satu," sambungnya.
Sebagai informasi, penutupan penggunaan pipa air tanah ini dalam rangka mendukung program pemprov DKI untuk peralihan ke air PAM dan demi menghindari penurunan permukaan tanah yang tercatat sebanyak 7 sampai 20 sentimeter selama satu tahun terakhir dan menempatkan DKI Jakarta di posisi satu sebagai kota dengan penurunan air tanah tertinggi di dunia menurut New York Times.