KRICOM - Direktur Populi Center, Usep S Ahyar meminta Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar tak baper menanggapi pernyataan Mirwan Amir soal kasus korupsi e-KTP.
Sebab jika memang beliau tidak terlibat dengan kasus korupsi megaproyek tersebut, Pak SBY tinggal melakukan klarifikasi di depan awak media.
"Kalau di dalam proses hukum ya sudah dilawan saja seperti menyiapkan pengacara, bukti ketika dituduh. Terus tinggal diklarifikasi saja," kata Usep saat berbincang dengan Kricom.id, Kamis (8/2/2018).
Menurutnya, hal wajar jika Mirwan Amir menyeret nama SBY dalam pusaran korupsi e-KTP. Karena ketika proyek itu berlangsung, Ketum Demokrat ini memang sedang menjabat sebagai Presiden Indonesia.
Sehingga bisa saja ketika sedang berkuasa ada kebijakan atau perilaku politik yang bersentuhan dengan kasus e-KTP.
"Itu resiko ketika orang yang sedang atau pernah berkuasa, pasti ada yang senang dan tdk senang dengan kebijakannya. Namanya juga orang yang pernah berkuasa, kalau tidak pernah berkuasa mana ada orang yang nyerang begitu," sindir Usep.
Sebab itu, Usep mengimbau SBY bersikap gentle menghadapi kasus pencemaran nama baik ini. Tidak perlu merajuk-rajuk dan mempertanyakan kenapa banyak orang selalu menyerangnya.
"Kalau begitu (terus), orang kan jadi tahu, akhirnya kemudian gaya-gaya seperti itu di beberapa kalangan banyak tidak mengundang simpatik," pungkasnya.
Sebelumnya, dalam keterangan di PN Tipikor Mirwan Amir saksi kasus korupsi E KTP menyebutkan kalau SBY terlibat dalam proyek korupsi E KTP.Saat itu, proyek E KTP adalah programnya Presiden SBY kala itu.
SBY menduga ada 'arahan' dari pengacara Setya Novanto agar Mirwan Amir bersaksi seperti itu di dalam persidangan. Walhasil, SBY melaporkan Firman Wijaya ke Bareskrim karena merasa difitnah.