KRICOM - Meski menumpuk hingga mencapai 50 ton, nyatanya sampah di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara bukanlah sepenuhnya dari warga Ibu Kota. Sampah tersebut sebagian besar merupakan kiriman dari wilayah di sekitar Jakarta terutama Bekasi dan Tangerang.
Hal ini dibenarkan oleh Pengawas Pengendalian Dampak Lingkungan dan Kebersihan Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Vincent Seran. Ia memaparkan bahwa sampah-sampah kiriman ini terbawa oleh arus gelombang laut akibat dari angin barat sekitar bulan Desember lalu.
"Iya betul ini salah satunya ketika terjadi gelombang laut, jadi sampah ini terbawa arus. Penumpukan sudah cukup lama. Kami lihat ini bukan sampah warganya saja, tapi juga sampah yang dibawa arus laut. Mudah-mudahan saja masyarakat kita sadar dan tidak buang buang sampah ke laut, ke kali itukan solusinya sehingga tidak mencemarkan kali dan laut," papar Vincent kepada Kricom.id, Kamis (22/3/2018).
Demi mengatasi hal ini, Dinas Lingkungan Hidup terus berupaya dengan cara mengimbau kepada masyarakat tentang pentingnya tak membuang sampah sembarangan, terutama di wilayah laut dan kali. Masyarakat harus mulai bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan.
"itu mereka yang harus mengolah sampah mereka sendiri. Lalu ini kan dekat dengan sungai, dari UPK badan air sudah menyediakan jaring-jaring. 13 sungai yang ada di Jakarta ini semuanya sudah memiliki jaring sampah, makanya sampah yang dari sungai itu sudah bisa teratasi," jelasnya.
"Yang tidak bisa kami atasi adalah sampah kiriman dari Bekasi dari Tangerang. Artinya kami tidak punya alat untuk menangkap sampah-sampah kiriman itu," ungkapnya
Selain imbauan, Dinas Lingkungan Hidup juga melakukan terobosan-terobosan untuk mengatasi sampah, terutama dari sumbernya yaitu orang yang membuang sampah. Salah satunya adalah dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT).
"Dinas Lingkungan Hidup sudah banyak sekali yang dilakukan. Pertama yang dilakukan adalah OTT pembuangan sampah ketika orang itu melakukan buang sampah bisa ditangkap. Dan kemudian akan kami kenai sanksi," tandasnya.
Namun Vincent tidak menjelaskan secara jelas sanksi seperti apa yang akan diterima oleh orang yang terkena OTT.
Ia hanya berharap Warga Jakarta bisa mulai mandiri dengan menangani dan mengelola sampah sendiri dari rumah tangga. "Karena percuma pemerintah terus melakukan terobosan dan pembersihan sampah jika masyarakat masih menjadi sumber utama sampah tersebut," pungkasnya.