KRIMINALITAS.COM, Jakarta - Spekulasi bermunculan usai pertemuan dua mantan Presiden, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara. Namun, pandangan lain dilontarkan Pengamat Politik Muchtar Effendi.
Menurutnya, pertemuan itu hanyalah suatu kebetulan sehingga tak akan memiliki dampak panjang apalagi sampai ke ranah politik.
"Pertemuan SBY dan Megawati di acara itu bagaikan pertemuan dua orang yang mau nonton film di bioskop dan berpapasan saling tegur. Bukan pertemuan politik kekuasaan," kata Muchtar kepada Kriminalitas.com, di Jakarta, Minggu (20/8/2017).
Terlebih, Muchtar menilai sulit untuk membaca arah politik SBY. Hal itu terlihat dari sikap Demokrat pada Pilpres 2014 dan Pilkada Jakarta putaran kedua. Saat itu, partai besutan SBY itu memilih berada di posisi netral.
"Sulit sekali memahami tradisi dan karakteristik perilaku politik SBY dalam konteks hubungan kekuasaan dengan dirinya," ujar Muchtar.
Oleh karena itu, masih terlalu dini bila menganggap bertemunya Mega dan SBY itu dianggap akan berdampak pada parpol yang dibesutnya. Apalagi, ajang pilpres masih dua tahun ke depan.
"Jadi memang sulit diprediksi (sikap SBY) dan acapkali tak terduga," pungkas peneliti senior Network for South East Asian Studies ini.
Diketahui, Mega dan SBY bertemu di upacara HUT RI di Istana Negara. Pertemuan itu menjadi spesial lantaran ini kali pertama keduanya bersua di sebuah acara.
Sejak SBY menjabat sebagai Presiden selama dua periode, Mega tak pernah hadir saat upacara HUT RI yang kerap dihadiri para mantan Presiden.