KRICOM - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Muhammad Tito Karnavian menyambangi Gedung Nusantara II, Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (14/2/2018).
Tito datang didampingi sejumlah pejabat kepolisian, seperti Kabarhakam Polri Komjen Moechgiyarto dan Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Aziz.
Dalam kedatangannya, Kapolri bersama jajaran menemui Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Oesman Sapta Odang alias Oso.
Kapolri datang ke Kompleks Parlemen guna menandatangi MoU dengan DPR. Adapun MoU itu guna membicarakan perihal penambahan pengamanan di lingkungan DPR.
Bamsoet pun mengamini kedatangan Kapolri untuk membicarakan penambahan pengamanan DPR. Tapi dia membantah jika penambahan personel pengamanan DPR karena para anggota parlemen anti kritik.
"Ini dalam rangka meningkatkan keamanan. Bukan dari kritik dan imunisasi," ujar Bamsoet sebelum menandatangani MoU di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (14/2/2018).
Bamsoet menambahkan, MoU dibahas jauh sebelum Rancangan UU MD3 disahkan. Lagipula, pembahasan MoU penambahan pengamanan karena didasari aksi terorisme bom bunuh diri.
"Ini telah lama kami bahas. Sejak ada berbagai peristiwa bom bunuh diri beberapa waktu lalu," tegasnya.
Bamsoet menegaskan, sebelum agenda penandatangan MoU, DPR bersama Kepolisian menggelar beberapa kali rapat. Dia berharap, penandatangan MoU bisa memberikan efek positif.
"Akhir kata saya menyambut baik penandatangan kesepahaman ini. Semoga apa yang kita lakukan bisa memberikan manfaat," pungkasnya.
Sementara itu, Tito membenarkan pernyataan Bamsoet. Pembahasan soal penambahan personel pengamanan telah dibahas selama dua tahun. Dia bersyukur, pembahasan selama dua tahun akhirnya terwujud.
"Ini sudah lama kami bicarakan. Hampir dua tahun akhirnya kita realisasi hari ini," tegasnya.