KRICOM - Selain membangun sistem persenjataan rudal dan juga kapal selam tempur jenis baru, Korea Utara (Korut) dikabarkan juga tengah memperkuat sumber daya di dunia maya. Hal tersebut terlihat dari sejumlah serangan siber yang baru-baru ini terjadi dan berhasil melumpuhkan sebagian komputer di seluruh dunia.
Salah satu serangan siber yang membuat seluruh dunia merasakan dampaknya adalah, ransomware WannaCry. Serangan tersebut telah membuat hampir semua rumah sakit di Inggris berhenti beroperasi. Bahkan sebagian besar bank dan sistem transportasi di negara tersebut terhambat.
"Sampai saat ini, masih belum jelas apa tujuan serangan yang dilancarkan pada bulan Mei silam, kecuali untuk menyebabkan kekacauan," ujar seorang pengamat internasional Robert J. Samuelson dari Washington Post, Rabu (18/10/2017).
Lalu yang terbaru adalah keberhasilan para peretas Korut membobol sistem keamanan militer Korea Selatan (Korsel) dan mencuri data-data penting. Salah satu data penting yang dicuri adalah strategi perang yang telah disusun oleh militer Korsel.
"Sebelumnya, Korsel juga membobol sistem komputerisasi sebuah bank di Bangladesh. Para peretas 'merampok' US$1 miliar dengan melakukan transfer secara elektronik," sambung Samuelson.
Aksi para peretas dari Korut juga sempat membuat industri perfilman Holywood dicekam kekhawatiran. Hal tersebut ditandai oleh peretasan terhadap Sony Picture Entertainment pada tahun 2014, usai perusahaan tersebut merilis film satire soal pembunuhan pemimpin besar Korut, Kim Jong-un berjudul 'The Interview'.
"Bagaimana sebuah negara yang terbelakang dan terisolasi bisa memiliki kemampuan untuk melakukan serangan siber?" tanya seorang mantan pejabat tinggi Inggris. "Untuk menjawab itu, kita juga harus bertanya, bagaimana sebuah negara terbelakang dan terisolasi bisa membangun sistem persenjataan nuklir yang hebat?"
Seperti diketahui, Korut dikabarkan tengah membangun sistem persenjataan baru di pangkalan militer. Menurut data intelijen, saat ini para insinyur Korut sedang membuat sebuah kapal selam tempur bersama dengan rudal kapal selam berteknologi baru.
Kapal selam tersebut kabarnya dibangun sebagai persiapan untuk merespon semakin meningkatnya tensi antara Korut dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, yaitu Jepang dan Korea Selatan.