KRICOM - Korea Utara (Korut) mencoba cara baru untuk memperingatkan negara-negara yang mencoba melawannya. Hal tersebut ditandai oleh beredarnya sebuah surat terbuka yang diduga ditulis oleh seorang pejabat tinggi Korut.
Di dalam surat tesebut, Pemerintah Korut memaparkan bahwa tindakan dan ucapan yang dibuat oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengancam perdamaian dunia.
"Jika Trump berpikir dirinya bisa membuat Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) dan kekuatan nuklirnya berlutut di hadapannya, maka itu adalah sebuah miskalkulasi terbesar dan menggambarkan betapa hebat ketidaktahuannya," bunyi surat yang dikirimkan melalui mesin faksimile tersebu.
"Ancaman Trump untuk meluluhlantakkan RRDK adalah sebuah aksi yang juga mengancam untuk menghancurkan seluruh dunia," demikian surat pernyataan yang diterbitkan oleh Sydney Morning Herald itu.
Adapun surat tersebut telah dikonfirmasi kebenarannya oleh Kementerian Luar Negeri Australia. Mereka membenarkan bahwa surat bertanggal 28 September tersebut ditulis dan dikirimkan oleh seorang pejabat tinggi Korut.
Namun uniknya, surat berjudul 'Surat Terbuka kepada Seluruh Parlemen di Negara-Negara' itu dikirim dari Kedutaan Besar Korea Utara yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat, kepada Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia yang berlokasi di Jakarta Selatan.
Meski begitu, Kedubes Korut tidak mencantumkan nama penerimanya.
Seperti diketahui, hubungan Korut dengan AS dan sekutu-sekutunya, yaitu Jepang dan Korsel, dikabarkan kian memburuk. Korut baru-baru ini telah menolak untuk berdialog dengan AS, terkait krisis nuklir di Semenanjung Korea.
Korut justru dikabarkan tengah mengembangkan sistem persenjataan baru, berupa kapal selam tempur dan rudal jenis baru yang khusus diluncurkan dari sebuah kapal selam. Pengembangan itu disebut-sebut sebagai salah satu bentuk persiapan untuk menghadapi perang melawan AS dan sekutunya.
AS baru-baru ini juga kembali memamerkan kekuatan militernya. Dalam sebuah pameran kedirgantaraan di Kota Seoul, Angkatan Udara Amerika memamerkan sejumlah pesawat tempurnya, bersama dengan Angkatan Udara Korea Selatan.