KRICOM - Kinerja Bareskrim Polri membongkar kelompok The Family Muslim Cyber Army (MCA) patut diajungi jempol. Pasalnya, sindikat itu sengaja muncul di tahun politik seperti ini untuk merusak suasana Pilkada serentak dan Pemilu 2019.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto geram melihat kelompok tersebut. Dia menganggap kelompok MCA sengaja memanfaatkan momen menjelang Pilkada untuk menjatuhkan pemerintah.
"Dari awal kita katakan bahwa tahun politik ini suhu memanas menghadapi pilkada dan pemilu. Negara sudah aman, tapi kelompok perorangan ini malah mendesain untuk mengacaukan," kata Wiranto seperti dikutip dari Antara, Sabtu (3/3/2018).
Padahal Pemerintah sudah berupaya keras agar pemilu lima tahunan sekali berlangsung aman dan damai.
"Lalu (kami) dikacaukan supaya pemerintah dianggap gagal, dijatuhkan seakan-akan bertindak sewenang-wenang. Itu kejahatan. Itu namanya pengkhianat," tegas Wiranto.
Dia berharap, kinerja polisi menangkap kelompok MCA tidak berhenti di empat orang itu saja. Pasti masih ada anggota lain yang berkeliaran di luar sana dan sudah berniat menebarkan isu hoax.
"Saya minta aparat kepolisian, kejar, tangkap dan hukum sekeras-kerasnya. Kelompok itu jelas akan menganggu bangsa," tandasnya.
Sejauh ini, polisi masih memburu satu pelaku berinisial TM yang diduga sebagai otak dibalik kelompok MCA. Polisi pun telah menangkap pelaku berinisial ML (40), RSD (35), RS (39) YUS (24), RC, dan TA.
Mereka pun terancam dengan Pasal berlapis, yakni Pasal 45A Ayat (2) Jo Pasal 28 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan/atau Pasal 4 huruf b angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan/atau Pasal 33 UU ITE.