KRICOM - Hasil Survei Cyrus Network menyebut elektabilitas pasangan TB Hasanudin dengan Anton Charliyan berada di titik nadir. Pasalnya, mereka hanya mendapatkan 2,5 persen suara saja, berbeda jauh dibandingkan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul mendapatkan 45 persen.
Banyak yang menghubung-hubungkan rendahnya suara mereka tak lepas dari rekam jejak Anton yang pernah menjadi Kapolda Jawa Barat.
Kebetulan, saat itu dia menetapkan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab sebagai tersangka.
"Kalau soal (penetapan tersangka Rizieq) mungkin ada efeknya," kata Pengamat Politik dari CSIS Philip J Vermonte saat acara diskusi di Warung Buncit, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (5/2/2018).
Kendati demikian, Philip menilai, faktor itu tak terlalu berpengaruh dengan turunnya suara keduanya.
Philip pun menyarankan agar pasangan yang diusung PDIP ini mencari celah di kantong suara-suara yang belum 'terjamah' calon lainnya.
"Ada kantong-kantong konstituen bagi masing-masing calon dan sesuai karakternya. Yang agak nasionalis ada Majalengka, ada Bekasi yang banyak buruhnya atau isunya, beda dengan Tasik maupun Cianjur," kata Philip.
"Jadi menurut saya pendekatan geografis elektoral yang akan berpengaruh," tambah dia.
Seperti diketahui, dari empat calon yang mendaftar di KPU Jawa Barat, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (Dua DM) bersaing sangat ketat untuk mendapatkan dukungan tertinggi.
Selisih dukungan elektoral kedua pasangan ini hanya terpaut sekitar 5% saja. Ridwan-Uu mendapatkan 45.9% suara voters dan Deddy-Dedi mendapatkan angka elektablitas 40.9%. Sementara itu, pasangan Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanudin-Anton masing-masing baru mendapatkan dukungan sebesar 5% dan 2.5%.
Survei ini mengambil sampel 1.000 reponden dengan teknik pengambilan sampel Multistage Random Sampling. Tingkat keyakinan survei ini adalah 95% dengan Margin of Error 3.1%.