KRICOM - Petunjuk mengenai keterlibatan Pemerintah Korea Utara dalam pembunuhan Kim Jong-nam mulai memperlihatkan titik terang. Hal itu terungkap berkat rekaman CCTV yang diputar di dalam sidang kasus pembunuhan yang terjadi awal tahun 2017 silam pada Rabu (8/11/2017) lalu.
Seperti dirilis NY Post, rekaman tersebut menunjukkan tiga orang pria yang kini menjadi buronan Kepolisian Malaysia. Mereka terlihat keluar dari sebuah mobil yang terdaftar atas nama Ri Jong Chol, salah seorang tersangka yang sempat ditahan dan dideportasi saat penyelidikan berlangsung.
Ketika diselidiki lebih jauh lagi, mobil yang digunakan oleh ketiga buronan tersebut ternyata dibeli oleh salah seorang staf di Kedutaan Besar (Kedubes) Korea Utara untuk Malaysia, bernama Chal Su. Mobil tersebut, menurut pihak berwajib Malaysia, dibeli pada bulan Oktober 2016.
"Kami telah menghubungi Kedubes Korea Utara untuk membantu pihak kepolisian mengidentifikasi dan menginterogasi Chal Su, tetapi mereka tidak menunjukkan niat untuk bekerja sama," ujar kepala penyelidikan kasus, Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz, kepada majelis hakim.
Di rekaman CCTV lainnya, Wan Azirul mengungkapkan bahwa pihaknya juga dugaan keterlibatan sekretaris Kedubes Korut dan manager dari maskapai penerbangan Korut, Air Koryo dalam membantu pelarian keempat buronan tersebut.
Adapun nama dari sekretaris Kedubes Korut dan manajer Air Koryo tersebut masing-masing adalah, Hyon Kwang Song dan Kim Uk Il. Wan Azirul mengatakan kedua pria tersebut bersembunyi di Kedubes Korut di Kuala Lumpur bersama Ri Ji U, warga Korut yang memiliki alias James.
Pihak kepolisian sempat menginterogasi semua nama-nama di atas, tetapi karena tidak memiliki bukti yang cukup, mereka semua dilepaskan.
Sampai saat ini proses persidangan kasus pembunuhan Kim Jong-nam masih terus berlangsung. Kedua tersangka, yaitu Siti Aisyah asal Indonesia dan Doan Thi Huong yang merupakan warga Vietnam, harus duduk di kursi pesakitan sembari menantikan vonis hakim.
Siti dan Doan kompak menyebut dirinya tak bersalah. Dalam nota pembelaannya, Siti dan Doan mengaku telah ditipu, karena mereka menyangka bahwa keduanya tengah ikut dalam sebuah program televisi untuk mengerjai orang.