KRICOM - Mantan Menteri Kemaritiman, Rizal Ramli menduga ada maksud terselubung yang dilakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan menyebut Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Diduga keputusan sepihak tersebut ada kaitannya dengan kepentingan ekonomi. Pasalnya, hal semacam ini pernah dilakukan Trump saat mengancam Korea Utara.
"Dia mengancam padahal menjual senjata ke Korea Selatan dan Jepang. Dia takut-takutin Qatar, tapi beli senjata dari Arab Saudi sebesar 84 miliar," kata Rizal di Gambir, Jakarta Pusat.
Lewat keputusan sepihak ini, Israel dan Palestina kini jadi berkonflik. Dengan begitu, Amerika Serikat bisa menjual senjata lagi dengan jumlah yang lebih besar.
"Bahkan bisa ratusan miliar dolar," tambah dia.
Selain meningkatkan penjualan senjata, Trump diduga ingin menaikan harga minyak bumi dari 40 US dollar ke 100 US dollar per barel. Nantinya Indonesia akan ikut terkena dampak.
"Dampaknya lumayan. Makanya awas, konflik ini kadang dipakai dan dipelihara supaya pada bisa jualan senjata dan menaikan harga minyak mentah di dunia. Ini Rusia dan Amerika yang diuntungkan," ujarnya.
Sebab itu, Rizal mendesak agar Indonesia mau menggunakan segala cara untuk membantu Palestina.
Pasalnya, bangsa kita pernah berutang budi dengan Palestina. Saat tahun 1944, negara tersebut telah mengakui kemerdekaan Indonesia. Padahal saat itu, Tanah Air masih dikuasai penjajah.
"Karena rakyat Indonesia utang budi sama Palestina. Satu-satunya Indonesia yang mengakui negara Indonsia pertama yang merdeka," tutup Ramli mengingatkan.