KRICOM - Terdakwa kasus dugaan korupsi e-KTP, Setya Novanto dianggap sebagai sosok yang terbuka. Saking terbukanya, pada masa kepemimpinan Novanto banyak orang yang bolak-balik bebas masuk ruangan Novanto.
Menurut Wakil Ketua MPR, Mahyudin, selama menjadi anggota DPR dua periode, ia melihat pada zaman Setnovlah seolah-olah fraksi hidup.
"Zamannya Pak Novanto itu fraksi ini hidup. Tempat fraksi itu kaya pasar aja. Tamu-tamu suka berkunjung karena semuanya terbuka," kata Mahyudin dalam kesaksiannya, di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (15/3/2018).
Maksud seperti pasar, dijelaskannya karena ruangan Novanto selaku ketua fraksi terbuka setiap harinya.
"Maksudnyakan ada ketua fraksi yang suka membatasi diri, terus pintu ruangan ditutup. Tapi ini (Pak Novanto) dibuka setiap hari kayak pasar saja semuanya bisa masuk," jelasnya.
PolitikusPpartai Golkar itu pun terus menjelaskan maksud bebas dari ruangan Novanto. "Kalau ruangan depan bebas, bebas saja. Kalau sudah dikenal baik oleh anggota DPR dan lain, orang staf enggak akan nahan," ujarnya.
Menurutnya, ruang Novanto terbuka untuk siapa saja. Namun tamu yang belum dikenal tetap memerlukan izin dari staf untuk menuju ruang Novanto.
Namun demikian, kata Muhyadin, hal itu tidak berlaku untuknya. Staf Novanto, dikatakannya sudah mengenal dirinya sehingga dia akan bebas masuk ruangan Novanto meskipun sedang ada orang yang bertamu.
"Tapi kalau tamu biasanya lapor dulu sama staf untuk ketemu Pak Novanto. Tapi pintu itu tidak dikunci. Karena saya anggota fraksi, saya kalau mau ketemu, tidak peduli izin atau tidak, langsung masuk saja walaupun di dalam ada orang. Kira-kira seperti itu suasananya," pungkasnya.