KRICOM - Referendum dinilai hanya satu-satunya cara bagi Gubernur DKI Jakarta agar bisa menghentikan megaproyek reklamasi. Pasalnya, mayoritas warga Jakarta menolak keberadaan proyek itu.
"Dua belas juta penduduk Jakarta mau menerima atau menolak. (Referendum) itu bisa jadi alasan lain untuk menghentikan proyek ini," kata Igor kepada Kricom di Jakarta, Senin (23/10/2017).
Menurut Igor, alasan masyarakat menolak proyek reklamasi adalah masih adanya anggapan bahwa proyek itu tak pro rakyat kecil dan hanya dinikmati golongan kelompok tertentu.
"Ada ketidakinginan 'pribumi' yang memang melihat itu kepentingan siapa reklamasi itu. Saya yakin, jika reklamasi ini kalau referendum akan menang karena ada pikiran proyek ini bukan untuk 'pribumi'," tuturnya.
Igor melanjutkan, referendum itu untuk menunjukan bahwa rencana Anies itu didukung warga Jakarta.
"Pemerintah juga tak bisa memaksakan juga kalau hasil referendum bertentangan dengan keinginannya, walau ada programnya dengan pengembang," ucapnya.
Sebelumnya, Gerakan Indonesia Bersih (GIB) juga mendesak agar pemerintah DKI Jakarta melakukan referendum. Tujuannya adalah untuk memberikan kuasa bagi rakyat untuk menentukan pilihannya soal kelanjutan proyek reklamasi.
Hal ini dilakukan Pemerintah Inggris saat Brexit beberapa waktu lalu. Ketika itu, negeri yang dipimpin Ratu Elizabeth itu gamang, apakah akan melepaskan diri dari Uni Eropa atau tidak.