KRICOM - Penyidik Subdit Resmob Direktorat Kriminal Umum, Polda Metro Jaya akan melakukan koordinasi dengan kepolisian daerah untuk menangani kasus skimming.
Pasalnya, enam WNA dan WNI yang telah ditangkap sebelumnya diduga hanya bagian kecil dari komplotan pelaku skimming.
"Kami sedang berangkat keliling Jawa, Bali, dan NTT untuk berkoordinasi dengan polisi setempat. Apa yang terjadi di Surabaya sedang kami dalami apakah terkait dengan kelompok yang sama," ujar Direktur Kriminal Umum, Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (21/3/2018).
Dalam penjelasannya, Nico juga menduga anggota sindikat skimming memiliki perannya masing-masing. Namun masing-masing anggota bisa saja tidak saling mengenal.
"Jadi misal kelompok pertama, pembuat penyedia hardware dan software, belum tentu kenal dengan kelompok dua karena memiliki banyak anggota. Mungkin kelompok yang satu bisa saling kenal, bisa tidak," ungkapnya.
Mantan Wakil Direktur Kriminal Umum, Polda Metro Jaya ini mengatakan, penyidik juga sudah melakukan pengawasan terhadap para turis asing melalui pintu bandara agar dapat terdeteksi tujuan datang ke Indonesia.
"Kami dari Polda Metro ada direktorat intelijen. Di situ ada satuan pengawasan orang asing dan informasi ini sudah kami kirim pada direktur intelijen. Mereka akan kordinasi dengan Timpora (Tim Pengawasan Orang Asing) sehingga ada timbal balik dari informasi ini," tutupnya.
Sebelumnya, aparat Polda Metro Jaya menangkap enam tersangka kasus skimming terhadap rekening milik nasabah Bank BRI. Dalam aksinya, keenam tersangka berhasil menggasak miliaran rupiah.