KRICOM - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno merespon pernyataan Ditlantas Polda Metro Jaya yang menilai angka kemacetan di Tanah Abang meningkat hingga 60 persen. Sandi meminta, Dirlantas Polda, Halim Pagarra untuk menunjukan data kemacetan tersebut.
Pasalnya, berdasarkan data Jakarta Smart City, tingkat kemacetan di Tanah Abang tak sampai 50 persen. Ia pun memerintahkan Kepala Dinas Perhubungan, Andri Yansah untuk melihat kondisi Tanah Abang pasca pendataan dari Dirlantas guna memastikan perbedaan data yang ada.
"Karena dari periode uji coba sebelumnya, kami lihat sendiri datanya ada kenaikan 12 persen dari sebelumnya. Tapi kalau dilihat dari periode critical, yaitu antara Oktober sampai Desember itu justru masih ada penurunan," ucap Sandi di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, Senin (29/1/2018).
Perbedaan data tersebut menurutnya bisa menjadi rujukan baru dalam penataan Tanah Abang. Seperti diketahui bahwa pasca penataan Tanah Abang, Jakarta Smart City selalu memantau kondisi pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara tersebut, seperti tingkat keluhan warga atas kemacetan Tanah Abang ataupun pengguna bus transjakarta Tanah Abang Explorer.
"Jadi ini yang lagi kami sandingkan datanya. Mudah-mudahan bisa terkoordinasi dan kami akan tindaklanjuti rekomendasi dari Dirlantas," jelas Sandi.
Sandi menegaskan jika Tanah Abang masih dalam pantauan Jakarta Smart City sehingga dinamika di sana terbungkus rapi dalam data. Seperti data terbaru jika pengguna Bus Transjakarta Tanah Abang Explorer sudah hampir menyentuh 20 ribu penumpang.
"Jadi ini yang kami lihat datanya karena kami kan berbasis data. Mobilitas Tanah Abang Explorer itu dengan 19 ribu itu berarti kan cepat. Sekitar 30 menit mereka mengangkut itu," tutup Sandi.
Sebelumnya, Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Halim Pagarra beserta jajarannya telah melakukan survei kondisi lalu lintas kawasan Tanah Abang pasca penataan oleh Pemprov DKI Jakarta. Salah satu hasil survei menyebut bahwa tingkat kemacetan di Tanah Abang meningkat sampai 60 persen. Dirlantas pun mengusulkan untuk mengembalikan fungsi jalan.
"Mengembalikan dan mengoptimalkan kembali fungsi jalan yang sudah dilakukan penutupan sehingga tidak terjadi kemacetan, kecelakaan lalin, dan bisa tingkatkan kinerja lalin, termasuk pada angkutan umum," kata Kombes Halim.