KRICOM - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mengkritik insiden pengusiran terhadap Ustaz Abdul Somad di Bali beberapa waktu lalu. Hal itu dinilai menunjukkan tindakan bertentangan dengan Pancasila dan berpotensi merusak harmoni antarumat beragama.
"Jika polisi tidak tegas melakukan tindakan hukum terhadap otak dan pelaku pengadangan, maka ke depan kejadian serupa akan terulang dan ini sangat berbahaya karena bisa menimbulkan keresahan sosial yang besar," kata Anggota DPD Fahira Idris kepada wartawan di Jakarta, Senin (11/12/2017).
Fahira mengaku belum mendengar ada tindakan hukum kepada para pelaku. Jika polisi tidak tegas, pengadangan terhadap ulama dan tokoh yang menurut versi mereka tidak cinta NKRI dan Pancasila pasti akan terjadi dan ini sangat berbahaya bagi keharmonisan bangsa.
"Memaksa Ustaz Somad ikrarkan kebangsaan apalagi disertai intimidasi, ancaman dan kata-kata kasar oleh gerombolan orang yang sama sekali tidak punya otoritas untuk itu adalah tindakan yang sangat merendahkan," ungkap istri pengacara Aldwin Rahadian ini.
Fahira mencontohkan, selama ini, pihak mengundang Ustad Somad berceramah itu mulai dari pejabat negara, kepala daerah, bahkan satuan-satuan TNI di daerah, hingga kelompok pengajian biasa dari seluruh Indonesia.
"Mana mungkin mereka mengundang Ustaz Somad kalau beliau anti-NKRI," ujarnya.
"Inilah akibat jika merasa diri paling NKRI, paling Pancasilais sehingga orang yang berbeda pendapat dan pandangan dianggap tidak cinta NKRI dan anti-Pancasila. Paradigma seperti ini sangat berbahaya bagi keutuhan kita sebagai sebuah bangsa," tambah wanita berkerudung ini.
Namun, dia berharap agar umat Islam tetap tenang dan tak terpancing dengan aksi semacam ini.
"Tunjukkan kita lebih dewasa menyikapi perbedaan pendapat, pandangan dan keyakinan," tutupnya
Seperti diketahui, ratusan massa yang tergabung dalam aliansi kerukunan antar umat beragama di Pulau Bali, mengepung tempat menginap Ustaz Abdul Somad, di Hotel Aston, Jumat pekan lalu. Somad dicekal untuk berdakwah di Bali lantaran dianggap suka mengkafirkan orang atau agama tertentu.
Pendiri Ponpes Soko Tunggal Abdurrahman Wahid 3, Gus Yadi mengungkapkan, Ustaz Abdul Somad kerap menyebut kata 'kafir' kepada seluruh umat yang beda agamanya di setiap dakwahnya.