KRICOM - Pakar Kriminologi, Yesmil Anwar, mengungkapkan penyebab anak muda ikut terlibat dalam geng motor. Menurutnya penyebab itu tidak hanya secara hukum, tetapi juga secara lingkungan dan sosial pelaku.
"Penyebab secara kriminologi adalah karena rata-rata kontrol sosial kita lemah. Selain itu adanya ketidakjelasan hukum mereka tidak tahu mana yang benar dan salah. Bahkan kadang-kadang geng motor diyakini sebagai cara untuk mengekspresikan diri seperti gagah-gagahan," ungkap Yesmil saat diwawancarai Kricom, Kamis (8/3/2018).
Kontrol sosial dan lingkungan yang dimaksud adalah pendidikan di dalam keluarga dan lingkungan bermain, keduanya harus bisa dikontrol secara spesifik.
"Akar persoalan geng motor bukan hanya persoalan hukum, tetapi masalah dalam masyarakat yang harus diperbaiki. Berikan sosialisasi edukasi tentang cara mengekspresikan diri secara baik (positif)," jelasnya.
Ia juga tidak sepenuhnya menyalahkan aparat penegak hukum. Menurutnya, semua lapisan masyarakat harus terlibat untuk menangani dan mencegah adanya geng motor yang berdampak negatif, mulai dari pemuka agama hingga politikus sekalipun.
Namun Yesmil berharap penegak hukum lebih sigap dalam memberantas geng motor dengan melakukan penelusuran yang mendalam.
"Kadang-kadang pemerintah tidak tuntas, kalau sudah selesai penangkapan harus disisir sumbernya. Memang tidak mudah untuk membuat geng motor tidak tumbuh karena bisa saja muncul kelompok baru. Jadi satu-satunya cara adalah upaya pencegahan agar tidak tumbuh," tutup dosen Universitas Padjadjaran ini.