KRICOM - Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Laksamana Madya (Purn) Soleman Ponto menyebut ada tiga isu yang dimainkan untuk menang di Pilpres 2019. Ketiganya yakni nasionalis, agama, dan komunis.
Menurut Soleman, cara-cara seperti ini lazim dilakukan. Salah satunya adalah untuk menjatuhkan calon petahana, Joko Widodo.
"Seperti upaya yang dilakukan Presiden Soekarno dulu untuk menyatukan kelompok nasionalis, agamis, dan komunis di Indonesia. Untuk mendapatkan dukungan dari mereka, Soekarno mengeluarkan gagasan 'Nasakom'," kata Soleman saat acara diskusi di Hotel Aryaduta, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2017).
Soleman memprediksi, isu yang cenderung akan dimainkan pada 2019 adalah isu agama dan komunis. Soleman yakin, radikalisme digunakan sebagai alat untuk mendapatkan pendukung.
“Jika kita ingin Indonesia tetap beragam pada 2019, maka pilih yang bisa menjaga isu itu. Pemuda berakal bisa menjadi agen perubahan di masyarakat untuk menjaga Indonesia yang sekarang, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” kata purnawirawan Jenderal bintang dua ini.
Ia yakin isu tersebut hanya untuk merangkul kelompok-kelompok radikal di Indonesia demi menjatuhkan lawan. Kelompok radikal itu pun hanya dimanfaatkan oleh elite politik untuk memperbesar kekuatan.
"Untuk menuju Pilpres, harus ada dukungan. Untuk dapat dukungan itu, harus ada penyatu yang seiya-sekata. Nah, radikalisme ini adalah salah satu cara untuk mendapatkan dukungan," lanjut Soleman yang mengenakan batik ini.
Soleman yang berdarah Manado ini mengingatkan agar masyarakat Indonesia kritis terhadap isu yang berkembang menjelang Pilpres 2019. Apalagi jika isu itu cenderung bersifat negatif serta berkaitan dengan sosok calon presiden.
"Selama masyarakat Indonesia masih menginginkan Indonesia ini beragam, berdasar Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, radikalisme yang cuma dijadikan alat politik itu tidak usah kita takutkan," ujar Soleman.
"Mau dijual kayak apa pun (isu radikalisme), kalau enggak ada yang beli, hasilnya nol. Makanya itulah perlunya pencerahan kepada masyarakat bahwa Pancasila dan pilar bangsa lainnya itu membawa kesejahteraan," tutup pria berambut putih ini.