KRICOM - Kesepakatan yang terjalin di rapat darurat Majelis Umum PBB, mendapatkan kecaman keras dari Israel dan Amerika Serikat (AS). Dalam sebuah pernyataan, kedua negara mengatakan bahwa dukungan yang diberikan 128 negara atas resolusi DK PBB terkait status Yerusalem adalah sebuah pengkhianatan.
Hal tersebut diutarakan oleh Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley. Dalam pernyataannya tepat sebelum rapat darurat digelar, seperti dirilis The Guardian, Haley mengatakan tidak akan memaafkan negara-negara yang memilih untuk mengesampingkan AS.
"Saya harus mengatakan hal ini, ketika kami memberikan kontribusi yang baik kepada PBB, kami juga berharap akan dihormati," ucapnya. "Amerika Serikat tidak akan melupakan keputusan hari ini."
Hal serupa juga diucapkan oleh Delegasi Israel untuk PBB, Danny Danon. Dirinya menuding semua pihak yang memilih untuk mendukung resolusi DK PBB sebagai negara yang tak punya pendirian.
"Kalian semua adalah boneka yang sedang dimainkan oleh mereka yang berkepentingan atas Palestina," ujar Danon usai pemungutan suara berlangsung.
Di tempat lain, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menyayangkan hasil pemungutan suara Majelis Umum PBB. Namun dirinya memilih untuk memberikan apresiasi terhadap negara-negara yang telah mendukung sikap Israel dan Amerika Serikat.
"Israel berterima kasih kepada Presiden Trump atas posisinya yang mendukung status Yerusalem dan kami juga berterima kasih kepada negara-negara yang berdiri beriringan dengan Israel. Mereka semua sudah mendukung kebenaran," ujar Netanyahu dari kantornya di Tel Aviv, Israel.
Seperti dikabarkan sebelumnya, negara-negara anggota PBB melakukan pemungutan suara dalam sebuah rapat darurat di Majelis Umum PBB, di New York, AS pada hari Kamis (21/12/2017) waktu setempat. Rapat tersebut diadakan sebagai respon atas divetonya draf resolusi soal Yerusalem yang diterbitkan oleh Mesir.
Dalam pemungutan suara tersebut, sebanyak 128 negara memutuskan untuk menolak klaim sepihak Presiden AS Donald Trump soal status Yerusalem. Adapun beberapa negara yang mendukung status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, selain AS dan Israel adalah Togo, Micronesia, Nauru, Palau, Kepulauan Marshall, Guatemala, dan Honduras.