KRICOM - Kakek Fredy Pangemanan (83) nampaknya tak mau disalahkan atas insiden pembunuhan terhadap Kartini (70). Padahal dia sendiri yang tega memukul kepala istrinya menggunakan martil hingga kritis.
Kepada penyidik, Fredy mengaku jika aksi KDRT itu dia lakukan lantaran merasa ingin dibunuh istrinya secara perlahan. Sebab, Kartini selalu terlambat setiap menyajikan makanan.
"Dia mau bunuh saya secara perlahan. Dia tahu saya harus minum obat, kata dokter saya harus makan dulu sebelum minum obat tapi makanan selalu telat. Ya karena sudah emosi makanya saya pukul," kata Fredy saat ditemui di Mapolresta Depok, Senin (29/1/2018).
Selama ini, Fredy selalu sabar apabila Kartini terlambat menyiapkan makanan. Pasalnya, dia tahu kalau sang istri selalu menyimpan santapan tersebut di dalam kamar.
Tapi terkadang, pelaku tak bisa sabar menunggu makanan siap tersaji di atas meja. Apalagi Fredy sudah berulangkali meminta istrinya agar tak terlambat menyuguhkan makanan.
“Saya sudah sering ingatkan dia biar jangan telat buat makan, yang ada saja dulu saya makan biar bisa minum obat. Tetapi ini malah terus-terusan, sampai akhirnya pas saya bilang jangan begitu malah dijawab sama dia dengan ketus,” ujar pria delapan cucu ini.
Kendati demikian, Fredy mengaku, sangat menyesali perbuatannya yang telah menghilangkan nyawa sang istri. Ditambah ulahnya tersebut telah menyakiti hati anak dan menantunya di dalam rumah. Pria gaek ini pun pasrah dengan hukuman yang akan dijatuhkan polisi kepadanya akibat ulah tersebut.
"Saya nyesel karena masalah ini saya kehilangan istri. Sudah siap saja lah dengan apa yang akan diberikan polisi. Ini memang tidak sengaja saya lakukan, hanya spontan saja," paparnya.