KRICOM - Tak lebih dari 5 bulan lagi, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan memasuki masa pensiun. Wakil Direktur The Indonesian Human Right Monitor (Imparsial) Gufron Mabruri berharap, Panglima TNI yang akan menjabat kelak tidak berakrobat politik seperti yang ia nilai dilakukan oleh Jenderal Gatot.
"Kita punya pengalaman khususnya tentang dinamika hari ini jika dilihat ke belakang, terutama terkait langkah-langkah dari panglima TNI sekarang yang oleh publik dinilai melakukan akrobat politik dengan pernyataan-pernyataan yang berdampak kontra produktif terutama pada dinamika politik internal dalam negeri yang menjadi tidak kondusif," ucap Gufron dalam media briefing dengan tema "Urgensi Pergantian Panglima TNI" di Kantor Imparsial, Tebet Jakarta Selatan, Minggu (12/11/2017).
Maka dari itu Imparsial untuk mendorong agar presiden bisa memilih Panglima TNI yang profesional dan netral karena kedepan Panglima TNI yang baru akan menghadapi dinamika politik yang kuat seperti Pilkada serentak 2018 ataupun Pemilu legislatif dan presiden di tahun 2019.
"Kami mendorong presiden untuk jeli memilih panglima karena ke depan kita akan menghadapi dinamika politik elektoral seperti pilkada serentak kemudian pileg kemudian juga pilpres sehingga kita butuh panglima TNI yang betul-betul sosok yang tegas dan mampu menjaga netralitas TNI kita, militer kita, profesional anggota TNI kita, dan lebih terfokus pada upaya-upaya menjaga kepentingan pembangunan pertahanan, pengembangan kekuatan militer daripada aktivitas, akrobat-akrobat diluar dan aneka pernyataan yang justru memicu situasi politik kita tidak kondusif," ucap Gufron.
Seperti yang diketahui Panglima TNI RI sekarang, Jenderal Gatot Nurmantyo tahun depan akan pensiun dan sosok Jendral Gatot Nurmantyo sendiri memiliki rekam jejak yang menarik untuk sosoknya sebagai Panglima TNI dirinya bahkan telah masuk kedalam jajaran calon presiden 2019 dari berbagai lembaga survei.
Maka dari itu Imparsial untuk mendorong agar presiden bisa memilih Panglima TNI yang profesional dan netral karena kedepan Panglima TNI yang baru akan menghadapi dinamika politik yang kuat seperti Pilkada serentak 2018 ataupun Pemilu legislatif dan presiden di tahun 2019.
"Kami mendorong presiden untuk jeli memilih panglima karena ke depan kita akan menghadapi dinamika politik elektoral seperti pilkada serentak kemudian pileg kemudian juga pilpres sehingga kita butuh panglima TNI yang betul-betul sosok yang tegas dan mampu menjaga netralitas TNI kita, militer kita, profesional anggota TNI kita, dan lebih terfokus pada upaya-upaya menjaga kepentingan pembangunan pertahanan, pengembangan kekuatan militer daripada aktivitas, akrobat-akrobat diluar dan aneka pernyataan yang justru memicu situasi politik kita tidak kondusif," ucap Gufron.
Seperti yang diketahui Panglima TNI RI sekarang, Jenderal Gatot Nurmantyo tahun depan akan pensiun dan sosok Jendral Gatot Nurmantyo sendiri memiliki rekam jejak yang menarik untuk sosoknya sebagai Panglima TNI dirinya bahkan telah masuk kedalam jajaran calon presiden 2019 dari berbagai lembaga survei.