KRICOM - Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif menyesalkan insiden ditolaknya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masuk ke negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
Menurut Slamet, insiden tersebut bertujuan mendiskreditkan Jenderal Gatot sebagai orang nomor satu di TNI yang merupakan benteng pertahanan negara.
"Kita sih melihat sebagai satu upaya yang dilakukan oleh beberapa pihak untuk diskreditkan Panglima TNI. Kami sangat menyesalkan karena bagaimanapun Panglima TNI adalah bagian dari negara Indonesia yang harus dihormati," kata Slamet ketika dihubungi Kricom, Selasa (24/10/2017).
Mengenai sejumlah penyebab ditolaknya Jenderal Gatot, utamanya karena ia cukup dekat dengan golongan Islam, Slamet enggan berspekulasi.
"Kita sih enggak melihat sejauh itu dengan ulama dan umat Islam," kata Slamet.
Meski Amerika di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump tengah mengidap Islamophobia, namun Slamet menduga ada faktor lain yang memicu insiden tersebut.
"Kemungkinan ada faktor tertentu yang kita belum paham. Tapi apapun faktor itu tetap tidak etis, dan saya pikir itu suatu penghinaan kepada Indonesia," tegasnya.
Diketahui, Panglima Gatot dan istri ditolak masuk ke Amerika Serikat saat akan menghadiri acara Chiefs of Defence Conference on Country Violent Extremist Organizations (VEOs) di Washington DC.
Namun, beberapa saat sebelum keberangkatan, ada pemberitahuan dari maskapai Emirates, maskapai yang digunakan Gatot bahwa Panglima TNI beserta istri tidak boleh memasuki wilayah AS oleh US Custom and Border Protection. Hingga saat ini, baru ada pernyataan maaf dari Duta Besar AS, Joseph Donovan melalui laman resminya.