KRICOM - Sejumlah kebijakan yang dikeluarkan Gubernur Anies Baswedan dinilai dipengaruhi oleh kelompok Islam garis keras. Salah satu yang menjadi perhatian pengamat politik dan sosial Arbi Sanit adalah dicopotnya pagar pembatas taman dan lapangan rumput di lapangan Silang Monas.
"Gubernur DKI (Anies Baswedan) jadikan Monas tempat ibadah. (Rumput boleh diinjak) enggak ada harga itu. Yeng penting ada ruang untuk mereka (kelompok 212) diberikan oleh Pemprov DKI yang sekarang," kata Arbi kepada Kricom di Jakarta, Minggu (14/1/2018).
Pengamat dari Universitas Indonesia menduga, ada semacam ' balas budi' antara Pemprov kepada kelompok 212 maupun kroninya.
"Karena Pemprov DKI membalas budi kepada mereka terkait kemenangan yang dibuatnya itu. Iya apa saja diikuti," kata Arbi.
"Makanya ada aksi 212, alumni 212. Peringatannya ada terus dan dibikin terus," katanya.
Arbi menyesalkan langkah Pemprov DKI ini. Dia khawatir kebijakan ini akan menular ke daerah lainnya di seluruh Indonesia.
"Karena Pemprov DKI sekarang sudah jadi 'penghamba' kepada mereka. Sudah ada di dalam genggaman tangan mereka. Tinggal mencopy saja di tempat lain. Orang dan uangnya kan pasti ada," tutupnya.