KRICOM - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy alias Romi menyampaikan pidato politiknya dalam rangka syukuran hari jadi partainya ke-45.
Sejumlah tantangan disoroti Romi dalam hari ulang tahun ini. Satu diantarnya perihal tantangan menghadapi migrasi atau perpindahan ideologis pemilih yang semakin menurun tiap tahunnya.
"Pada pemilu 1955, partai-partai agamis mendapatkan perolehan suara 43,5 persen. Pada pemilu 2014, angka ini merosot menjadi 31 persen, yang terdiri atas PPP, PKB, PAN, PKS dan PBB," kata Romi dalam pidatonya di Kantor PPP, Jakarta Pusat, Jumat (5/1/2018).
Hal itu, kata dia, menjadi sebuah keprihatinan. Karena migrasi itu menunjukkan perpindahan orientasi politik santri, yang semula agamis menjadi sekuler.
Selain itu, migrasi pemilih dari Islam ke Nasionalis menunjukkan para pemimpin partai beraliran agama yang tidak menarik minat pemilih. Apalagi angka survei menunjukkan rakyat merasa jauh dari pemimpin politik Islam.
"Hal ini harus kita jawab dengan silaturrahmi ke basis, membangun ketokohan pemimpin- pemimpin partai, serta kerja nyata dan menyentuh kepentingan rakyat," lanjutnya.
Tantangan kedua, ujar dia, Pilkada serentak pada 2018 sebagai gambaran pertarungan Pemilu 2019. Karena itu, dia meminta setiap kader PPP total bekerja memenangkan tokoh yang diusung partai berlambang Ka'bah ini.
Tantangan selanjutnya yakni menanggulangi sebaran hoax. Karena tidak tertutup kemungkinan, Pemilu 2019 akan diwarnai fitnah politik yang dibuat seiring massifnya penggunaan media sosial.
"Bangsa ini butuh kekompakan karena musuh kita di luar Indonesia yang ingin mencaplok Indonesia dengan kekuatan finansial dan mengganggu keharmonisan," ungkap dia.
Tantangan berikutnya soal pelaksanaan Pileg dan Pilpres yang dilangsungkan bersamaan. Tentunya menjadi tantangan bagi kader PPP. Mereka perlu mengatur strategi jitu, agar sukses meraup suara besar bagi PPP dan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019.
Sebagai catatan, Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II PPP tanggal 21 Juli 2017, PPP menetapkan Joko Widodo sebagai Calon Presiden pada Pemilu 2019.
Tantangan terakhir, ungkap Romyi, seluruh politisi PPP dihadapkan pada tuntutan pragmatisme pemilih. Islam mengharamkan risywah termasuk suap dalam mendapatkan suara.
"Setiap caleg harus memiliki 3 modal sekaligus: modal jaringan politik, modal sosial berupa popularitas dan rekam jejak, serta modal finansial," tandas Romi.