KRICOM - La Nyalla Mattalitti mangkir dari panggilan pertama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur, Senin (15/1/2018) kemarin. Padahal Bawaslu Jawa Timur hendak memintai keterangan La Nyalla terkait tudingannya ke Partai Gerindra soal mahar politik.
Ketua DPP Gerindra, Ahmad Riza Patria enggan menanggapi lebih lanjut sikap La Nyalla yang urung hadir ke Bawaslu Jawa Timur. Dia beranggapan, itu adalah hak La Nyalla untuk tidak memenuhi panggilan Bawaslu.
"Itu menjadi hak beliau mau hadir atau tidak. Tapi menyangkut suap-menyuap, yang menyuap dihukum, yang menerima suap juga dihukum," kata Riza ditemui di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (16/1/2018).
Pada dasarnya, kata Riza, Gerindra dan La Nyalla tidak ingin memperpanjang polemik. Bahkan Riza mengklaim, polemik La Nyalla dengan partainya sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
"Saya kira masalah ini sudah selesai, semua pihak mengurungkan. Tidak berdebat panjang lebar, membentuk opini yang tidak betul. Sudah kami kembalikan ke aturan yang ada," lanjutnya.
Dia menerangkan, Gerindra dan La Nyalla juga sudah menjalin komunikasi usai tudingan mahar politik. Hanya dia enggan membeberkan, waktu komunikasi Gerindra dan La Nyalla dijalin.
"Kan ada pihak-pihak. Ada pihak yang menjalin komunikasi antara dua pihak," pungkasnya.
Usai keluarnya tudingan La Nyalla Mattalitti ke Gerindra, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jatim dikabarkan langsung bergerak dengan memanggil La Nyalla. Sayangnya La Nyalla menolak hadiri panggilan.
Dalam pemanggilan pertama, La Nyalla urung hadir karena beralasan sedang di Jakarta. Ketua Bawaslu RI, Abhan mengatakan, La Nyalla dipanggil untuk dimintai klarifikasi atas dugaan mahar politik dalam Pilkada Jatim.
"Ya klarifikasi. Kita butuh keterangan lebih lanjut dari yang bersangkutan karena baru berita di media. Harus diminta keterangan langsung," ujar Ketua Bawaslu RI, Abhan di Gedung DPR, Selasa (16/1/2018)