KRICOM - Istilah tuyul mungkin kedengarannya sangat mengerikan, namun tuyul dalam dunia transportasi online sebenarnya sama sekali tidak berhubungan dengan magis atau ilmu hitam.
Lucunya istilah ini dipakai oleh hampir semua driver berpengalaman di Gojek, Grab, Uber maupun Teknojek, yang berhasil dibongkar oleh Tim Reserse Umum Polda Sulsel.
Bagi para pengemudi transportasi online, baik yang sudah lama bergabung ataupun mungkin yang baru bergabung atau bahkan malah baru ingin mendaftar mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah 'tuyul'.
Tuyul pada transportasi online tersebut adalah aplikasi tambahan yang dipasang pada ponsel pengemudi, seperti aplikasi Fake GPS dan beberapa aplikasi pendukung lainnya.
Lantas bagaimana para pelaku meretas atau mengoprek sistem operasi Android dan sistem elektronik Grab yang baru-baru ini diungkap Polda Sulsel di Kota Makassar dengan 7 orang tersangkanya?
Dalam pengerjaannya, pelaku betul-betul 'menjarah' duit salah satu provider transportasi online, Grab.
Pasalnya, setiap pelaku tidak hanya memiliki 1 akun Grab. Ada yang memiliki belasan hingga puluhan akun untuk di jalankan sebagai tuyul. Bayangkan saja, jika puluhan akun itu bisa mendapat insentif dari Grab, hingga Rp 5 juta perhari.
Pekerjaan awal yang dilakukan pelaku untuk melawan sistem, yakni mengoprek telepon genggam berbasis Android atau Os (Root atau Jailbreak). Setelah mengganti sistem telepon genggam, barulah para pelaku bekerja serius.
Beragam aplikasi tambahan pun diinstal dan dijalankan untuk menyembunyikan seluruh hasil opresi disistem elektronik Grab. Mulai dari status Root, lokasi palsu, hingga aplikasi terlarang.
"Ada aplikasi yang kami gunakan untuk menyembunyikannya dari sistem elektronik Grab. Di jamin tidak terbaca oleh sistem," sebut seorang tukang service telepon genggam yang kerap didatangi driver taksi online untuk memasang 'tuyul'.
Setelah proses pengoprekan sistem telepon genggam selesai. Waktu 'menjarah' Grab dimulai. "Kalau dulu orderan fiktif masih tetap dijalani meski tanpa penumpang, kini tidak lagi. Istilah teman-teman di sini, masa antar setan pakai bensin, pakai tuyul dong," ungkapnya.
Pria yang paling dicari oleh driver taksi online ini juga menyebut, jika bukan hanya Grab yang ketiban sial dengan kejadian itu. Operator lain, semisal Gojek dan Uber pun ikut dalam permainan tuyul ini.
"Apalagi di Makassar, jarang ada yang pakai satu aplikasi. Pasti ada dua atau tiga aplikasi. Tuyul tidak kenal operator mana, semua bisa di jalankan," terangnya.
Selain itu, pria ini pun mengaku bisa meraup keuntungan hingga Rp 5 juta sehari dari bisnis oprek telepon genggam tersebut.
"Kalau dari bisnis root dan pasang tuyul, saya buka harga Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Sehari biasa ada 30 sampai 50 driver yang datang ke saya," bebernya.
"Yang Rp 300 ribu itu hanya paket root dan aplikasi tambahan biasa. Kalau yang Rp500 ribu sudah lengkap dengan antiperforma aplikasi transportasi online," pungkasnya.
Sementara 7 orang sopir Grab yang berhasil diciduk oleh jajaran Polda Sulsel, hingga kini masih disidik. Bukan tidak mungkin ada oknum dari pihak perusahaan Bisnis angkutan online ini yang ikut terlibat membocorkan privasi akun perusahaanya.
"Sementara ini masih dilakukan penyelidikan kepada 7 tersangka untuk membongkar jaringanya, bukan tidak mungkin ada tersangka lain," jelas Kabid Humas Poda Sulsel Kombes Dicky Sondani kepada Kricom.id, Selasa (23/1/2018).