KRICOM - Ditilangnya tujuh mobil rombongan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kawasan Puncak dinilai sebagai bukti congkak dan tak taat aturan. Kearoganan itu justru semakin memperlihatkan karakter asli orang nomor satu di Jakarta ini.
Menurut Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Salestinus, apa yang dilakukan Anies dan rombongannya itu sungguh memalukan lantaran dilakukan di tempat lain yang bukan wilayah kekuasaannya.
"Sikap Anies Baswedan yang congkak itu berupa memaksa petugas Polri di Bogor yang bukan bawahannya dan bukan wilayah hukumnya untuk membuka paksa arus lalu lintas Puncak-Jakarta yang diberlakukan satu arah, sungguh-sungguh mempermalukan seluruh warga DKI Jakarta baik yang memilihnya maupun yang tidak memilihnya," kata Petrus kepada Kricom.id di Jakarta, Sabtu (22/10/2017).
Ia pun mempertanyakan sikap angkuh, ambisius dan sok kuasa seperti yang dipertontonkan Anies Baswedan. Pertanyaan ini, kata dia, sangat relevan karena pada masa kampanye, dia juga pernah diberitakan menerobos jalur Busway.
"Jika Anies Baswedan mengawali kekuasaannya sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan terus-terusan berbicara di luar konteks, berlaku congkak, ambisius dan menggunakan kekuasaannya secara berlebihan, maka dikhawatirkan akan muncul krisis kepercayaan publik yang meluas dari masyarakat," ujarnya.
Oleh karena itu, Petrus tak menampik, citra buruk Anies akan melekat dan membuat masyarakat gerah akan masa kepemimpinannya.
"Bukan tak mungkin ada tuntutan untuk dia mundur dari jabatannya saat ini," pungkasnya.