KRIMINALITAS.COM, Jakarta - Kejahatan siber yang dilakukan WN Cina sebenarnya juga sering terjadi di Indonesia. Hanya saja, kamu mungkin belum sadar bagaimana modus yang dilakukan mereka.
Ingat kasus penipuan mama minta pulsa? Yap, seperti itulah modus kejahatan siber di Indonesia. Bedanya, cyber crime yang dilakukan WN Cina lebih rapih daripada penjahat siber Ibu Kota.
"Modusnya mirip-mirip semacam itu. Yang kadang-kadang minta pulsa, yang dikirimkan rekening, salah kirim nomor. Tapi ini (Cina) lebih teroganisir lintas negara," kata Wadirkrimum Polda Metro Jaya, AKBP Didik Sugiarto saat ditemui di Polres Bandara Soekarno Hatta, Kamis (3/8/2017).
Sindikat ini, kata dia, tidak menentukan jumlah rekening calon korban yang diincar. Yang paling penting, korban mereka bisa terperdaya dengan modus-modus yang dijalankan para pelaku
"Enggak ada batasannya (jumlah rekening), tergantung apakah calon korban terperdaya atau tidak," ujarnya.
Sementara, penjahat siber WNA Cina melakukan aksi dengan skala besar. Mereka mengaku sebagai aparat penegak hukum, lalu meminta imbalan uang kepada korban sebagai prasyarat kasusnya tidak diusut.
Kendati begitu, target mereka bukan hanya korban yang mempunyai kasus saja. Para pelaku juga sering mengincar pejabat negara hingga orang-orang yang berdompet tebal.
"Sebenarnya aksi mereka tidak hanya kepada pejabat negara. Seperti disampaikan bahwa mereka ini ada yang berperan melakukan ilegal akses terhadap calon korban yang mempuyai rekening jumlah cukup besar," pungkas Didik.