KRICOM - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua, Saiful Islam Payage mengimbau kepada umat Islam di luar Papua untuk tetap tenang dalam menyikapi imbauan Persekutuan Gereja-gereja Jayapura (PGGPG).
Dia menyebut, permasalahan ini sedang diselesaikan dengan melibatkan beberapa tokoh agama setempat.
“Saya mengharap teman-teman di luar Papua, agar isu-isu semacam ini tidak mudah terprovokasi. Kami punya tokoh agama, ada MUI, tokoh gereja lain, insyaallah bisa diselesaikan,” katanya kepada wartawan, Minggu (18/03/2018).
Saiful juga mengimbau kepada masyarakat supaya jangan pernah meragukan toleransi umat Islam. Ia menegaskan bahwa umat Islam sangat menghargai ajaran agama lain.
“Umat islam garda paling depan menjaga persatuan kesatuan antar umat beragama,” tuturnya.
Kita, lanjutnya, harus menghadapi isu seperti ini dengan kepala dingin. Ia mengatakan bahwa dalam menyelesaikan isu ini dengan kumpul bersama dan didiskusikan.
“Jangan persoalan ini nanti merusak hubungan antar umat beragama di Papua khususnya,” tandasnya.
Siswa muslim di Papua dibebaskan untuk mengenakan atau tidak mengenakan busana keagamaan.
"Tidak ada (pemaksaan). Bagi siswi muslim, jilbab itu memang kewajiban agama, tapi kalau yang diperintah Allah belum mampu ya kami tidak memaksakan," kkat Saiful.
Saiful meminta semua pihak untuk menghargai jika memang siswa-siswi yang bersangkutan ingin berpakaian sesuai ajaran agamanya.
"Kalau seorang muslimah mau pakai muslimah apalagi itu sekolah negeri saya pikir itu sah-sah saja. Kita tidak boleh menghalang-halangi," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya menghargai surat tuntutan yang dikeluarkan PGGJ sebagai sebuah aspirasi, dan meminta semua pihak tak membesar-besarkan masalah ini.
"Saya ingin menyampaikan memang surat tuntutan ini benar adanya. Tetapi saya mengimbau, khususnya umat Islam di tanah Papua dan di Indonesia pada umumnya tidak perlu terprovokasi, karena Insya Allah kita bisa duduk bersama menyelesaikan persoalan ini, tidak perlu dibesar-besarkan," tutup Saiful.