KRICOM - Myanmar kembali mendapatkan sorotan tajam terkait krisis kemanusiaan yang menimpa warga Rohingya di Negara Bagian Rakhine. Baru-baru ini, sebuah laporan mengatakan bahwa militer Myanmar terbukti telah melakukan aksi kekerasan dan persekusi terhadap warga minoritas tersebut.
Tak hanya pihak militer, laporan yang dirilis oleh Museum Peringatan Pembunuhan Massal Amerika Serikat (USHMM) mengatakan, Kepolisian Myanmar dan sejumlah anggota masyarakat setempat juga disebut-sebut sebagai pelaku kekerasan terhadap warga etnis Rohingya.
"Warga Rohingya telah menderita kekerasan secara sistematis selama berpuluh-puluh tahun dan komunitas internasional tak boleh mengecewakan mereka, terutama saat ini, ketika eksistensi mereka di Myanmar terancam," ujar salah seorang petinggi di USHMM, Cameron Hudson.
Seperti dirilis CBS News, laporan berjudul 'Mereka Mencoba Membunuh Kami Semua' itu disusun dari wawancara yang dilakukan terhadap lebih dari 200 warga Rohingya yang kini tengah mengungsi dari Rakhine.
"Mereka mencoba membunuh kami. Tidak ada lagi yang tersisa. Semua orang ditembak di bagian dada, perut, kaki, wajah, kepala, semuanya," ujar seorang warga Rohingya, Mohammed Rafiq (25), warga Kampung Min Gyi, Desa Maungdaw, Rakhine.
Di dalam laporan yang sama, para anggota militer Myanmar juga disebutkan melakukan 'operasi pembersihan' sebagai respon dari serangan kaum radikal Rohingya pada bulan Maret dan Agustus 2017. Sejak saat itu, militer Myanmar terus melakukan penyerbuan ke kampung-kampung di Rakhine.
Sebelumnya, militer Myanmar telah menepis tudingan yang mengatakan pihaknya telah melakukan pembantaian secara sistematis terhadap warga Rohingya. Dalam pernyataanya, mereka hanya memburu kaum radikal Rohingya yang melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan.
"Kami tidak pernah membunuh, menembak, dan memperkosa warga Rohingya," ujar juru bicara militer Myanmar dalam sebuah pernyataan.
Namun ucapan tersebut sangat berlawanan dengan penyelidikan beberapa organisasi kemanusiaan internasional yang melakukan penyelidikan secara independen.