KRICOM - Isu SARA diprediksi akan kemhali digunakan oleh sekelompok orang dalam perhelatan Pilkada Serentak 2018. Salah satu lokasi yang paling rawan disalahgunakan adalah tempat ibadah.
Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), KH. Muhammad Nur Hayid mendukung upaya pencegahan politisasi masjid demi memuluskan kepentingan tertentu dan urusan duniawi.
"Masjid adalah tempat yang sangat agung dan mulia, sementara politik adalah tempat sangat hina ketika politik itu digunakan untuk memenuhi syahwat hawa nafsunya," kata Nur Hayid di Jakarta, Jumat (16/2/2018).
Menurut Nur Hayid, masjid merupakan rumah Allah yang harus dijaga dari hal-hal yang merendahkan. Maka itu, dia mengingatkan agar masjid dikembalikan fungsinya sebagai tempat terhormat untuk mengagungkan Allah SWT.
"Pastikan masjid sebagai rumah Allah, maka jauhkan dari hal-hal yang merendahkan Allah. Jaga kebersihan, akhlak orang-orang yang ada di dalamnya. Jangan sampai isinya caci maki dan adu domba," sebutnya.
"Barang siapa menjadikan masjid untuk kepentingan duniawinya maka Allah akan meleburkan pahala dan amal ibadahnya selama 40 tahun. Capek-capek ibadah, hangus amal dan ibadahnya," tambah Nur Hayid.
Dia tak ingin masjid dijadikan sarana menyebarkan kebencian.
"Stop provokasi, fitnah, mencaci maki, mengkafirkan dan mengajak orang lain untuk ikut partainya dan mencoblos orang yang didukungnya di dalam masjid," bebernya.
Nur Hayid menceritakan pengalaman fenomena Pilkada 2017 yang dianggap sangat mengerikan. Dia menyebutkan bahwa politik praktis disusupkan ke dalam khotbah masjid.
Ceramahnya justru membuat permusuhan, bukannya mendapatkan ketenangan malah menjadikan orang-orang hilang arah. Sampai-sampai orang meninggal tidak boleh disalati, cuma gara-gara beda pilihan politik jadi tidak disalatkan di masjid.
"Ini adalah tahun politik, takmir dan pengurus masjid harus bisa mencegahnya agar tidak terjadi hal-hal seperti itu. Mari kita jaga masjid-masjid dari aliran yang sejatinya bukan untuk menambah kemaslahatan, tapi memecah belah umat. Ini jihad luar biasa, jika kita bisa mencegah politisasi masjid," imbuhnya.
"Kita peringatkan kepada siapa pun agar tidak menjadikan masjid sebagai ruang untuk berpolitik praktis," tutup Nur Hayid.