KRICOM - Dugaan malapraktik yang dilakukan RS Siti Khodijah Sidoarjo tengah ramai diperbincangkan pasca video yang diduga dibuat keluarga pasien viral di media sosial.
Dari video berdurasi 5 menit tersebut, pria yang diketahui bernama Abu Daud Hamzah (41) mengaku tak puas dengan pelayanan di rumah sakit tersebut. Pasalnya, salah satu dokter spesialis di sana menyuntik pasien yang sudah meninggal dunia.
Kejadian ini bermula ketika Daud mengantar ibunya ke RS Siti Khodijah pada 20 Desember 2017 sekitar pukul 04.30 WIB. Saat itu, sang ibu mengeluh sakit kepala dan sedikit mual.
Setibanya di rumah sakit, ibu Daud langsung ditangani dokter yang bertugas. Dia disuntik dan diberi resep obat untuk dibeli di apotek.
Daud kemudian membawa ibunya pulang ke rumah. Namun selang empat jam kemudian, kondisi sang ibu malah semakin memburuk, padahal sudah diberi obat dari rumah sakit.
Alhasil, Daud dan saudaranya kembali membawa Supariyah ke rumah sakit. Namun sayang, sang ibu harus ditelantarkan sementara lantaran kondisi kamar sudah penuh.
"Itu awalnya saya ingin berobat pakai BPJS. Akhirnya kakak mengatakan kepada petugas bahwa ibu saya bukan pasien BPJS, tapi pasien umum yang siap membayar berapapun asal tertolong," kata Daud seperti dikutip dari Republika, Selasa (30/1/2018).
Setelah sang kakak berkata seperti itu, Supariyah akhirnya dibawa ke ruang perawatan di Pav Multazam 08 sekitar pukul 11.30 WIB. Di sini, sang ibu akan ditangani oleh Dokter Zakaria (spesialis penyakit dalam) dan Dokter Hamdan (spesialis syaraf).
Beberapa jam menunggu, dua dokter spesialis tersebut tak kunjung datang untuk menangani Supariyah. Salah satu dokter yakni Zakaria baru datang keesokan harinya sekitar pukul 14.30 WIB.
"Dia mengatakan pasien ada syarafnya yang terganggu sehingga tidak mau menerima makanan dan itu bukan kapasitasnya untuk menanganinya. Artinya yang berhak memeriksa adalah Dokter Hamdan," ujar Daud.
Harapan keluarga agar pasien segera mendapat perawatan tak kunjung terwujud. Sebab hingga keesokan harinya yakni Kamis (21/12/2017), Dokter Hamdan tak kunjung datang untuk mengobati Supariyah.
"Padahal kondisi pasien sudah semakin kritis. Tapi hanya dilakukan penyuntikan oleh suster yang bertugas," tambahnya.
Kesal karena lama menunggu, Daud akhirnya melayangkan protes kepada suster piket. Dia meminta kepada Dokter Hamdan segera datang untuk merawat ibunya.
"Tolong sampaikan kepada pimpinan anda Dokter Hamdan, apabila terjadi apa-apa kepada ibu saya sebelum dokter datang kalian semua akan saya tuntut," tegas Daud.
Hingga pukul 21.00 WIB di hari yang sama, Dokter Hamdan tak kunjung datang untuk merawat pasien. Di saat bersamaan, suster jaga terus menyuntik pasien tanpa mengecek kondisinya sama sekali.
Daud yang sudah curiga melihat kondisi ibunya lantas melakukan pengecekan. Nahas, ternyata nyawa Supariyah sudah dijemput Tuhan lantaran terlambat mendapat penanganan dokter.
"Kecurigaan saya semakin menjadi karena ibu saya disuntik tapi kok tidak bergerak. Saya beserta keluarga pun mengecek denyut nadi di tangan kanan dan kiri, tapi ternyata denyut nadi sudah tidak ada," pungkasnya.
Pihak keluarga lantas merekam kelalaian yang dilakukan RS Siti Khodijah. Selain itu, mereka juga menduga kalau suster berlaku sembrono lantaran berani menyuntik pasien yang sudah tak bernyawa alias wafat.