KRICOM - Pemuda Pancasila menduga, Amerika Serikat sudah melakukan politik adu domba di tanah air. Salah satu indikasinya adalah menolak kedatangan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang kini digadang-gadang mencalonkan diri di Pilpres 2019.
Menurut Sekjen Pemuda Pancasila Kota Bekasi, Syamsuardi, Amerika Serikat tengah berupaya melemahkan pemerintah saat ini.
"Tujuannya agar elektabilitasnya turun termasuk Gatot dan pemerintahan saat ini," kata Syamsuardi kepada Kricom di Jakarta, Senin (23/10/2017).
Syamsuardi menduga, ada upaya juga dari dalam negeri untuk menjatuhkan Gatot dengan bantuan pihak Amerika. Apalagi, jenderal bintang empat itu dianggap sebagai ancaman.
"Tak bisa dipungkiri ya. Tak mungkin tak ada asap kalau tak ada api. Tapi kan kita enggak bisa disebut nama. Api itu belum nyala tapi sudah terasa panasnya yaitu suhu politik. Apinya adalah kandidat yang punya kepentingan. Asapnya, imbasnya termasuk Gatot ditolak, halalkan segala cara," tutupnya.
Gatot diundang langsung oleh Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Jenderal Joseph Dunford. Namun, saat hendak berangkat menggunakan maskapai penerbangan Emirates pada Sabtu 21 Oktober 2017, ada pemberitahuan bahwa Panglima TNI beserta delegasi tidak boleh memasuki wilayah AS oleh US Custom and Border Protection.