KRICOM - Perayaan Natal bersama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendapatkan pertentangan dari sejumlah kalangan. Beberapa orang beranggapan jika Anies tengah menghapus dosa masa lalunya.
Pengamat Politik dari Indonesia Public Institute, Karyono Wibowo menilai ada kecenderungan jika sosok Anies ingin dicap sebagai orang yang menghargai perbedaan agama.
"Kenapa Anies seolah-olah membuat perayaan Natal di Monas? Supaya masyarakat melihat dia moderat tak diskriminasi, untuk menutupi borok masa lalu, dan untuk menggeser image dia," kata Karyono kepada Kricom.id di Jakarta, Senin (18/12/2017).
Karyono melanjutkan, selama ini Anies dicap didukung oleh sejumlah tokoh radikal dan garis keras. Apalagi saat Pilkada DKI lalu, dia tampak menggandeng beberapa ormas yang selama ini mengganggu toleransi beragama.
"Dia dicitrakan sebagai figur yang tidak toleran karena didukung oleh kelompok intoleran yang menggunakan isu sentimen agama untuk kemenangan dirinya," katanya.
"Perayaan Natal ini digunakan untuk menggeser image intoleran menjadi toleran," sambungnya.
Karyono menduga, ketidaksetujuannya beberapa tokoh dan kelompok Nasrani dengan kegiatan ini lantaran sudah tahu bahwa acara yang bakal diselenggarakan secara besar-besaran di Monas kental kepentingan.
"Mereka pasti tak setuju jika Monas digunakan untuk kepentingan agama karena sudah ada tempat untuk kegiatan beragama sendiri. Mereka sudah ada tempat ibadah sendiri, sehingga tak perlu ada kegiatan di Monas," tutupnya.