KRICOM - International World Hijab Day atau Hari Hijab Sedunia jatuh hari ini, Kamis (1/2/2018). Sejumlah umat muslim, khususnya kaum wanita yang berhijab berkumpul di suatu tempat guna memperingati hari yang dipelopori oleh Nazma Khan.
Bertempat di @Amerika, Pasific Place, Jakarta Selatan, acara diawali dengan pemberian apresiasi dari sang pendiri. Melalui tayangan video, ia mengajar para hijabers untuk tetap istiqomah.
"Terima kasih untuk sister-sister yang telah memilih untuk menggunakan hijab di pakaianmu," kata wanita asal New York, Amerika Serikat ini.
Namun, Nazma tidak bisa merayakan kegembiraan itu secara langsung bersama para hijabers asal Indonesia. Kegiatan diwakili oleh Amaliah Bagum selaku World Hijab Day Ambassador for Indonesia dan Murshidah Said, for Malaysia serta Niqabi Sahar Quesada dan Sofinee Harun melalui sambungan Skype.
Amaliah pun memulai dengan pengalamannya menggunakan hijab. Pertama kali, ia memutuskan untuk hijrah semasa SMA.
"Hijab itu adalah penutup atau penghalang yang membuat wanita merasa aman dan tentram saat memakainya, meski di sekeliling saya merasa heran dengan apa yang saya kenakan," ujar wanita berpakaian syar'i ini.
Sementara Murshidah mengutarakan cara-cara yang dilakukannya terhadap penutup kepala yang telah dipilihnya agar tetap berada di jalan Allah.
"Poin utamanya itu, kita harus berpikir positif tentang hijab. Tapi jangan mentang-mentang kita pakai hijab lalu mendeskriditkan perempuan yang belum pakai hijab. Karena yang terpenting harus diingat itu toleransi, perdamaian dan pendidikan," imbuhnya.
Meski melalui media sosial, Sahar, wanita bercadar yang tinggal di New York pun membagikan ceritanya yang meninggalkan agama Kristen dan memeluk Islam lalu berhijab.
"Saya Kristen lalu pindah ke Islam. Awalnya, memang keluarga dan teman dekat, apalagi ibu tidak bisa menerimanya, tapi karena saya jelaskan yang baik akhirnya semua menerima," ucapnya.
Hari Hijab Sedunia sendiri berawal dari ide Nazma untuk mengajak para perempuan nonmuslim untuk mengenakan hijab di medos. Tak disangka, gerakan ini mendapat banyak simpati dan apresiasi. Alhasil, kini 140 negara memperingati hari yang jatuh pada tanggal 1 Februari.