KRIMINALITAS.COM, Jakarta - George G, pelaku pembunuhan terhadap Edi Supriyanto di Cengkareng, Kamis (24/6) lalu ternyata nekat membacok karena emosi. Ia merasa geram lantaran korban yang ditikamnya itu tak merespon saat ditegur dan berlagak bak jagoan saat bertemu pelaku.
"Jadi pelaku merasa kesal, karena pas papasan di jalan ditegur korban enggak anggap, ya pelaku ini langsung mengajaknya berkelahi," kata Kanit Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Alrasyidin Fajri Gani di Gedung Polres Metro Jakarta Barat, Jalan Letjen S Parman, Minggu (26/6).
Fajri melanjutkan, pelaku yang merupakan preman Kampung Ambon ini, memang sudah mempersiapkan pisau di dalam jok motornya. "Sehingga saat? itu pelaku langsung menikamnya," kata Fajri yang berdiri di depan pelaku.
Menurut Fajri, pria berdarah Maluku ini memang dikenal temperamental. Ia mudah marah dan kerap meminum minuman keras, sehingga mudah terpancing emosinya.
"Apalagi dia pengangguran sehingga mudah sekali tersulut emosinya," kata Fajri.
Pria berkepala plontos ini melanjutkan, penangkapan terhadap George tidaklah membutuhkan waktu lama. Ia menyusun strategi dengan memeriksa beberapa saksi yang merupakan warga sekitar dengan pendekatan humanis.
"Kami tanya seperti apa ciri pelakunya. Saksi menjawab dan kami gambar sketsa wajahnya. Di samping juga dengan mencocokan hasil kamera CCTV," pungkasnya.
Ternyata, korban Edi juga dikenal mempunyai tabiat buruk. Seminggu sebelum kejadian, ia pernah tertangkap warga sedang mencuri kotak amal di Masjid Perumahan Cengkareng Indah. Namun, permasalahan itu tidak dilanjutkan ke ranah hukum.
?George pun kini sudah meringkuk di Rutan Polres Metro Jakarta Barat. Ia terancam dijerat pasal 338 KUHP dengan ancaman kurungan 15 tahun penjara.
Sebelumnya, Edy ditemukan tewas mengenaskan ?di Perumahan Cengkareng Indah Blok DC, RT 005/14, Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Kamis (23/6) lalu. Pada tubuh korban terdapat luka tusuk di leher sebelah kanan, luka tusuk pada dada, luka bacok pada jari-jari sebelah kanan dan kiri.